Berjemur, Solusi Polemik Kenaikan BPJS

Berjemur, Solusi Polemik Kenaikan BPJS


Lagi-lagi Hal serupa terulang Kembali. Sempat warga pergerakan Di Samarinda mengawalnya pada 10 Februari lalu. Bersama-sama sahabat PMII Se Indonesia. Bahkan, Kopri pun ikut membantu, menggulingkan kebijakan ini. Melalui Times Pergerakan ini, kita mengulasnya kembali.

Mahkamah Agung telah membatalkan Perpres No 75/2020 tentang Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan. Namun dengan Perpres No 64/2020 Presiden Jokowi kembali menaikkan iuran BPJS Kesehatan tersebut. Kebijakan ini dinilai tidak berempati terhadap kondisi rakyat, selain dianggap sebagai cacat yuridis dan bertentangan dengan Pasal 2 UU Nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan Pasal 2 Nomor 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Untuk tahun anggaran 2020 negara telah menyiapkan dana BPJS Kesehatan Rp48 triliun, namun di awal tahun gara-gara pandemi Covid-19 dan pembatalan kenaikan iuran BPJS, malah kemudian menjadi Rp75 triliun. Angka ini akan terus bertambah jika semakin banyak warga Indonesia yang menderita penyakit berat.

Solusi apa yang dapat ditempuh pemerintah saat ini? Inilah momentum pengaturan kegiatan berjemur bagi warga negara. Hal tersebut sebagai salah satu solusi dan bisa jadi merupakan pilihan intervensi pemerintah yang doable dalam kondisi rakyat sedang prihatin pandemi. Minimal pemerintah perlu menahan diri mengeluarkan kebijakan menaikkan iuran BPJS setelah pencabutan PSBB.

Mengapa kegiatan sepele macam berjemur di bawah sinar matahari menjadi urgen diatur negara? Sejak pandemi corona virus disease 2019 (covid-19) melanda berbagai negara, anjuran berjemur matahari kerap muncul sebagai pengingat agar tubuh tidak terkena kanker dan penyakit autoimun. Penyakit-penyakit mematikan itu bisa muncul akibat terjadinya defisiensi vitamin D dari sinar matahari.

Kecepatan penularan covid-19 antar manusia ini membuat warga dunia panik. Otoritas pemerintahan di berbagai dunia pun kewalahan menangani virus yang penyebarannya sudah tembus di angka lebih dari 3 juta jiwa. Jumlah kasus positif terus bertambah. Begitu pula dengan jumlah kematian. Belum lagi ancaman resesi ekonomi dunia yang diprediksi bakal lebih parah dari the Great Depression 1930.

Manfaat segera

Di tengah semua tekanan itu, manusia sebagai entitas yang mempunyai insting mempertahankan diri mencoba bertahan hidup di tengah-tengah pandemi. Dalam sekejap, berjemur menjadi gerakan masif di dunia. Berbagai penelitian mengingatkan pentingnya vitamin D dan sinar matahari untuk imunitas tubuh. Manusia pun berlomba-lomba agar tidak masuk dalam daftar angka kematian akibat covid-19. Mengapa berjemur? Peran vitamin D dalam kesehatan manusia ternyata tidak sekadar sebagai agen pembangun tulang dan gigi, seperti yang diajarkan kepada kita sejak kecil.

Berbagai riset menunjukkan peran vitamin D yang signifikan dalam memerangi pandemi covid-19 dan penyakit berat lainnya.Baru-baru ini artikel review yang dimuat dalam jurnal sains MDPI Switzerland oleh William B Grant, Henry Lahore dan tim, memaparkan bukti vitamin D dapat mengurangi risiko influenza, infeksi covid-19, dan risiko kematian akibat virus itu.

Pun Martin Hewison pada artikelnya berjudul An Update on Vitamin D and Human Immunity, memaparkan secara khusus vitamin D yang diproduksi secara endogen oleh sinar matahari. Di bawah kulit manusia ada 7-dehydrocholesterol yang akan disintesa sinar ultraviolet matahari menjadi pre vitamin D3. Melalui satu proses lagi pre vitamin D3 akan diubah menjadi vitamin D3.Vitamin D3 ini kemudian diolah oleh hati dan ginjal secara kimiawi menjadi vitamin D aktif yang diperlukan tubuh. Vitamin D aktif ini diedarkan darah ke sel-sel tubuh manusia, termasuk organ tubuh dan berfungsi sebagai imunomodulator.

Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau mempengaruhi) sistem imun tubuh menjadi normal. Zat ini berperan menguatkan sistem imun tubuh atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan.Sayangnya, banyak orang tidak memahami fungsi vitamin D sebagai imunomodulator dan lebih berfokus pada pengaruh vitamin D terhadap kesehatan tulang dan gigi. Orang juga tidak sadar asupan vitamin D

Di Indonesia sebenarnya sangat diuntungkan sebagai negara di garis khatulistiwa. Negeri ini tentu mendapat paparan sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan negara-negara yang berada di belahan utara maupun selatan khatulistiwa.

Oleh karena itu, kalian tentunya tahu kan, berjemur ala mahasiswa itu seperti apa?, berarti tak perlu khawatir lagi. Jika sahabat - sahabat berjemur di lapangan menyuarakan aspirasi rakyat. Toh pemerintah menganjurkannya untuk rakyat Indonesia.

Penulis: Topan Setiawan (Waka II PC PMII Samarinda Bidang Eksternal)

You may like these posts