Tidak Dipungkiri, Rayon Avicenna Bisa Melahirkan Pemimpin Perempuan
Sahabat Lutfi selaku Ketua SC mengatakan bahwa latar belakang diadaknnya RTAR karena memang sudah sampai pada waktunya. Mengingat SK kepengurusan sudah genap satu tahun serta guna lebih tertata prinsip keorganisasian dengan tetap menjaga tertib adminstrasi.
Sebelum hari-H RTAR, Rayon menginisiasi adanya pendaftaran calon ketua pada tanggal 21 September. Dilanjut dengan verifikasi berkas dan pengambilan nomor urut calon ketua rayon pada tanggal 22 September lalu. Tidak kalah ramainya, rayon juga adakan kampanye kandidat ketua selama dua hari berturut-turut, (23-24/09). Suasana tegang dan penuh semangat juga terkemas dalam Debat Kandidat di PCNU Bondowoso pada 25 September lalu. Adapun calon ketua rayon ada tiga kader yang memenuhi persyaratan, antara lain Angga Wahyu Setiawan, M. Furqon, dan calon yang satunya adalah perempuan, Sofiatul Hasanah.
Setelah satu hari masa ketenangan, tibalah puncak penentuan penerus Rayon Avicenna. Dengan mengambil tema "Melahirkan Pemimpin Baru, Membangun Generasi Maju", RTAR ini dilaksanakan dalam gedung MWC NU Tamanan. Maksud dari tema tersebut merupakan ajang kontestasi kepemimpinan di rayon. Sehingga nantinya akan melahirkan pemimpin yang baru. Membangun generasi maju merupakan proses evaluasi dari kepengurusan sebelumnya serta merusmuskan gagasan-gagasan baru yang akan dirumuskan dalam sidang komisi. Sehingga kekurangan akan diperbaiki oleh kepengurusan selanjutanya demi membangun generasi yang lebih maju.
Dari sekian jalan menuju kursi kepemimpinan di Rayon Avicenna, Sahabat Sofi yang terpilih sebagai mandataris Ketua Rayon Avicenna Komisariat Raden Bagus Asra STAI At-Taqwa Periode 2020/2021. Sahabat Sofi merupakan kader perempuan pertama yang berhasil menduduki kursi ketua rayon pada RTAR tahun ini.
"Saya tidak menyangka saja akan terpilih dan menjadi ketua rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso Periode 2020/2021. Ketika saya mendengar bahwasanya saya lah yang memenangkan pemilihan itu, entah yang dirasakan itu sedih atau senang saya masih belum bisa memastikan pada saat itu. Tapi, ini adalah jalan hidup baru saya. Menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah, harus kuat dhohir dan batin. Sedikit salah melangkah, maka saya harus siap mendengarkan kritikan mereka. Tapi saya optimis bahwa saya di sini akan belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Sejarah mencatat bahwa seorang perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin, saatnya perempuan bisa mempengaruhi bukan hanya dipengaruhi", ujar Sahabat Sofi.
Kemudia Ketua SC RTAR memberikan beberapa patah kata, "Harapan saya semoga calon pengurus lebih baik dari sebelumnya, dan dapat mengevaluasi kekurangan kepengurusan sebelumnya. Serta menghormati ketua rayon dan pengurus lainnya".
Pewarta: Shomim, Editor: Ihza
Post a Comment