Tumbuhkan Kualitas Kader Perempuan Melalui SKK

Tumbuhkan Kualitas Kader Perempuan Melalui SKK


TIMESPERGERAKAN.COM, PEKALONGAN - KOPRI PC PMII Pekalongan membangun kualitas kader perempuan melalui Sekolah Kader Kopri (SKK) ke-3 yang konsepnya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi ini, KOPRI PC PMII Pekalongan sukses selenggarakan SKK di Rumah Dinas Ketua DPRD, Kajen, pada 10-13 September 2020. 

Dari sekian jumlah peserta yang mendaftar, hanya ada delapan peserta yang bertahan mengikuti SKK ini sampai selesai. Peserta berasal dari jajaran rayon, komisariat, dan ada yang berasal dari STIT Pemalang. SKK tahun ini, rayon tarbiyah diikuti oleh 3 kader, rayon syariah 1 kader, komisariat 2 kader, dan STIT Pemalang 2 kader. SKK ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan dari PKC PMII. 

Walaupun jumlah pesertanya sedikit, namun tidak mengurangi semangat kader untuk terus berproses menjadi kader perempuan yang tangguh. Sesuai temanya, yaitu "Aktualisasi Gerakan Perempuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial dan Kerusakan Lingkungan", dari delapan peserta tersebut diharapkan mampu menjadi kader KOPRI yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap sosial dan lingkungan hidup. Maka dari itu, SKK tahun ini konsepnya bermukim di Desa Wonokerto dan di Desa Karangjompo selama satu hari satu malam. Malam sabtu para peserta dialihkan ke dua lokasi tersebut. Mereka dituntut untuk bisa mandiri dan mengamati keadaan desa tersebut. 

Adapun beberapa materi yang harus dipahami oleh peserta sebelum bermukim antara lain, Stigmatisasi Budaya, Analisis Sosial Perspektif Gender, Analisis Sosial Perspektif Feminis, Teori-teori Ilmu Sosial dan Gerakan Perempuan Indonesia, Advokasi Kebijakan Publik Berbasis Gender, Teknik Lobying, Penguasaan Media, Analisis Struktural Patriarki, dan Relasi KOPRI dengan Gerakan Multisektor. Dari semua materi tersebut, peserta dapat mengaplikasikan langsung melalui kegiatan bermukim. 

Konsep SKK ini diakui oleh seluruh peserta berpeluang untuk meningkatkan semangat kader-kader perempuan dan meminimalisir ketakutan pengkaderan di wilayah PMII Pekalongan. 

"Banyak dari kader-kader PMII di Pekalongan terkhususnya perempuan, masih menganggap bahwa sistem pengkaderan formal akan menambah beban dan tanggung jawab mereka. Maka konsep SKK tahun ini, merupakan salah satu bentuk upaya agar kader-kader mengubah mindsetnya jika RTL itu bukan merupakan beban," pungkas sahabati Amel selaku Ketua OC.

Di dua tempat tersebut ada perbedaan  kondisi masyarakatnya. Desa Wonokerto dari segi analisis perspektif gender, pemuda perempuannya sudah bergerak untuk memberdayakan masyarakat, yaitu dengan adanya bimbel, perpus, bercocok tanam, dan ketahanan pangannya juga sudah baik. Desa Karangjompo merupakan daerah dataran rendah yang masih ada keresahan sampah. Namun, pemuda di sana sudah berhasil menggerakkan suatu kegiatan industri kerajinan daur ulang sampai, seperti kerajinan tas, dll. 

Sahabati Rosa salah satu peserta SKK mengungkapkan bahwa, "Bentuk upaya sensitifitasnya melalui kegiatan-kegiatan sosial dan bermukim, kita sebagai kader perempuan harus mengaktualisasikan diri melalui kegiatan tersebut. Dari kegiatan tersebut kita dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di SKK. Sehingga kegiatan tersebut sebagai pencuci otak kita untuk peka terhadap ketimpangan sosial dan kerusakan lingkungan."

SKK ini sebagai upaya untuk merubah mindset kader KOPRI, bahwa kesetaraan bisa dilihat dari hal apa pun. Dengan adanya SKK ini kader KOPRI mampu membuka mata dan pikiran bahwa gender bisa dianalisis dari aspek kehidupan apa pun. Khususnya tahun ini, PC PMII Pekalongan menerapkan studi kasus di dua desa yang berbeda kondisinya dengan tema sosial dan lingkungan. 

"Walaupun kami berdelapan orang saja, kami lebih intens mengenal satu sama lain. Lebih mudah memahami materi yang disampaikan, karena SKK ini seperti belajar privat. Pesannya buat SKK tahun depan dapat berkembang konsepnya agar lebih banyak kader yang tertarik dan berkomitmen untuk ikut," tambah sahabati Rosa. 

RTL (Rencana Tindak Lanjut) dari peserta SKK tahun ini, yaitu pendalaman materi dengan presentasi, pendampingan masyarakat Desa Karangjompo dengan program hidroponik, serta pendampingan atau advokasi aplikasi MiChat sebagai media prostitusi online. 

"Harapannya, kader-kader KOPRI yang SKK tahun ini bisa melakasanakan RTL-nya dengan baik. Maka akan sangat bagus dan berkualitas jika terlaksana. Dan jadikan SKK ini sebagai triger kader KOPRI untuk berproses memperbaiki kualitas kaderisasi formal," ujar Sahabat Wisnu selaku Ketua PC PMII Pekalongan. 

Sahabati Rohma selaku Ketua PKC PMII Jawa Tengah menuturkan, "Tugas kita bersama, mengubah mindset bahwa RTL atau follow up kaderisasi formal bukan beban, justru sebagai ajang mengaktualisasikan gerakan gerakan perempuan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kader KOPRI. Sehingga kapasitas diri terus berkembang. Harapannya SKK tahun ini sebagai langkah awal untuk kaderisasi KOPRI PKC dan KOPRI Pekalongan berkolaborasi mengawal potensi kader perempuan."

Pewarta: Ihza

You may like these posts