Manhajul Harokah Ala Bob Sadino

Manhajul Harokah Ala Bob Sadino


Beberapa hari kemarin, setelah teleponku terhubung dengan Al Maghfurlah Gus Dur, disitu aku mendapat tamparan tamparan keras yang telah mengubah sudut pandangku yang semula keliru, bengkok, tak beraturan kini sudah mulai lurus di beberapa persimpangan hidupku. Disitu telah aku temukan petunjuk-petunjuk pergerakan yang hari demi hari sudah mulai aku lakukan. Alhamdulillah... ketenangan, ketenteraman dan kenyamanan hidup secara perlahan sudah bisa aku rasakan dan kutemukan makna didalamnya.

Tetapi setelah dengar-dengar kabar sekilas dari televisi, ada berita mengenai RUU HIP yang katanya ingin mengubah Pancasila menjadi Trisila dan di peras lagi menjadi Ekasila.

"Lah.. Itu apalagi ya..?? Kok makin banyak istilah sila sila yang membuatku semakin tak mengerti. Hadehhh..." aku berkata dalam hati, seakan-akan pikiran dan hati ini berdialog menanyakan kebenaran yang sebenarnya

Kemudian pikiranku memutuskan dengan menyuruh diri ini bergeser ke rumah tetangga sebelah. Tetanggaku itu sudah agak tua sihh... rambutnya putih (ubanan), tetapi aku melihat semangatnya seperti Api yang tak kunjung padam.

Beliau Bob Sadino namanya, dulu dia bekerja sebagai pedagang telur ayam negeri (Telor Ajem Ostrali kata orang di daerahku), dia menjajakan telurnya dari pintu ke pintu. Dengan berjalannya waktu tanpa putus asa dan penuh semangat, Saat ini beliau telah sukses menjadi enterpreneur terkemuka, yang sudah mempunyai perusahaan sendiri. Dan beliau kerap kali diundang dibeberapa acara televisi sebagai narasumber motivasi.

"Bang Bob..! Sampean dak denger kabar di televisi kemarin...?" Aku bertanya padanya sambil aku mendekat duduk di lesehan teras rumahnya

"Memangnya ada apa dek..?" Sahut tanya beliau

"Itu bang, yang masalah tentang RUU HIP itu yang ingin merubah Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila. Menurut sampean gimana..?" tanyaku

"Kamu kan sudah mahasiswa dek, apalagi mahasiswa pergerakan, seharusnya kamu itu tahu dulu tentang sejarah pancasila, dan proses pembuatan rancangan pancasila itu, juga kamu harus tahu siapa saja yang mengusulkan gagasan gagasan dasar negara kita ini" kata bang bob mulai mengorientasikan narasinya

"Begitu ya bang..? iya saya mengaku salah apalagi sebagai mahasiswa karena belum tahu sejarah proses dan pembuatan pancasila itu" sahutku mengaku salah

"iya santai aja dek memang penting kita harus tahu sejarah itu, makanya kamu belajar, perbanyaklah baca, diskusi sama temanmu dan lihat berita mengenai situasi dan kondisi negeri ini. Jangan hanya main game terus dek, bukan berarti abang ini melarang kamu main game loh ya, mumpung kamu masih muda luangkanlah waktu mudamu untuk memikirkan bangsa ini, bagaimana caranya bangsa ini maju. Karena pemudalah harapan bangsa ini, investasi terbesar bangsa ini. Jadi, luangkan waktumu untuk hal hal yang produktif, minimal untuk dirimu, keluarga dan syukur syukur bermanfaat untuk orang lain disekitarmu."

"Iya bang siap siapp..." tegasku menanggapi motivasi bang bob

"Terkait dengan RUU HIP tadi, yang menurut kamu bahwa Pancasila akan berubah menjadi Trisila dan Ekasila. Gagasan tersebut saat waktu sidang BPUPKI itu hanya usulan atau gagasan dari Bung Karno presiden pertama kita. Ingat... itu hanya sebatas gagasan yang bisa ditetapkan maupun tidak ditetapkan di sidang BPUPKI tersebut. Tetapi dengan rasa persatuan yang kokoh, mulai dari pemikir, politikus, dan ulama-ulama Indonesia memutuskan Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara kita ini, Indonesia. Jadi kamu jangan menyalahkan Bung Karno maupun partainya, tetapi siapa oknum yang berperan di rancangnya RUU HIP itu. Kemarin tanggal 14 Juli 2020 kamu dak baca berita mengenai Surat dari dosen UI yang dikirimkan kepada ibu mega terkait RUU HIP itu..?" Tanya bang bob padaku.

"Hehe belum baca bang..." sahutku dengan perasaan sedikit malu.

"Duuh repot kalok gitu dek, kalok ketemu gus dur pasti di marahi lagi kamu... Baca berita itu perlu dek, meskipun lewat internet, seperti e koran Times Pergerakan ini yang digagas oleh mahasiswa pergerakan dalam bidang Jurnalistik, artinya kita dilatih untuk menulis keadaan negeri ini. Memberikan ruang kepada mahasiswa pergerakan dalam menyampaikan aspirasinya" ucap bang bob

Yasudah... Terkait dengan dosen UI yang mengirimkan surat terbuka kepada Ibu Megawati selaku ketua umum partai PDI perjuangan, surat itu berisi agar RUU HIP yang masuk daftar Prolegnas itu dibatalkan, karena hal itu tidak perlu dibahas karena situasi saat ini masih terfokus dalam penanganan dan pencegahan Virus Covid-19 ini. Jadi, kondisi bangsa Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan, banyak persoalan, kasus stunting, kemiskinan yang berdampak terhadap ekonomi kita, hutang malah semakin menumpuk seperti bukit Teletubbies di Jampit, Ijen sana. Maka hal tersebut semakin membuat problem-problem baru yang saling tumpang tindih dalam negara ini. Sudahlah.... Kita ini jangan terlalu banyak membahas ideologi, tetapi bagaimana kita berjuang dalam memperbaiki ekonomi saat ini. Kalian sebagai mahasiswa pergerakan seharusnya bisa mengontrol dan mengelola diri. Jika kalian tidak bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, karena masih belum mempunyai pekerjaan yang menghasilkan uang, maka paling tidak kalian harus pintar dalam hal kegiatan konsumsi. Jangan terlalu boros, belilah sesuai kebutuhan bukan keinginan yang berkepanjangan. Sampai disini paham dek..?" Tanya beliau setelah bicara panjang lebar

"Iya iya paham dah bang... Terima kasih atas inspirasi dan motivasinya ya bang, semoga negara kita ini sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh diri kita sendiri... Aminnn" ucapan terima kasih dan harapanku bagi negeri ini.

"Amiiinnnn....." suara bang bob yang juga mengamini doaku.

"Ya sudah bang, saya pulang dulu ya, masih ada acara organisasi soalnya." kataku sambil pamitan.

"Iya sudah, teruslah semangat dek, jangan terlalu banyak mikir, perbanyaklah melangkah. Dengan satu langkah, langkahmu telah mendahulukan pikiranmu beberapa kilo meter jauhnya. Terapkan apa yang disampaikan saya tadi di organisasimu, diskusikan. Semoga bermanfaat dan Semoga sukses selalu dek."

"Siapp bang..." kataku dengan penuh semangat sambil melangkahkan diri menuju peradaban yang hakiki.

Hentikan ratapan dan tangisan. Mundur satu langkah adalah bentuk suatu pengkhianatan.
Salam Pergerakan....

Penulis: Imron Rasyidi (Anggota Rayon Avicenna Komisariat Raden Bagus Asra STAI AT-TAQWA Bondowoso)

You may like these posts