Tidak Sekedar Kejar Kuantitas, PKD PMII UIM Pamekasan Tekankan Kualitas

Tidak Sekedar Kejar Kuantitas, PKD PMII UIM Pamekasan Tekankan Kualitas


TIMEPERGERAKAN.COM, PAMEKASAN - Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIM Pamekasan menggelar Pelatihan Kader Dasar (PKD) bertempat di Yayasan Taufiqus Shibyan Desa Tlangoh, Kec. Proppo Kab. Pamekasan, pada Jumat-Senin (10-14/12).

Sahabat Ali Wafa mengatakan, "PKD merupakan jenjang kaderisasi formal kedua setelah MAPABA karenanya tidak cukup hanya mengikuti MAPABA saja untuk menjadi kader PMII, namun harus lulus dalam pelaksanaan PKD dan juga kami ingin mengcover anggota-anggota PMII yang sudah MAPABA agar terus mendapatkan pengawalan karena merawat konstituante. Kemudian membawa mereka masuk dan tahu lebih dalam mengenai PMII adalah tanggung jawab kami".

Mengusung tema 'Refocusing Nilai Literasi di Tengah Pandemi Radikalisme', memiliki makna bahwa nilai literasi untuk saat ini perlu dipusatkan kembali setelah kecepatan teknologi informasi hari ini sangat masif sekali. Digitalisasi sedikit demi sedikit mengikis unsur-unsur nilai literasi yang sebenarnya sehingga literasi-literasi klasik menjadi terkontaminasi oleh teknologi informasi. Untuk itu perlunya kepekaan dari setiap individu untuk menyaring dan mempertajam lagi metode-metode literasi, sehingga di era yang serba digital hari ini menjadi minat yang betul-betul berorientasi pada peningkatan Sumber Daya Manusia. Selain itu, degradasi literasi dibenturkan dengan situasi kondusifitas negara disebabkan oleh masifnya gerakan radikalisme. Maksudnya tindakan-tindakan yang apatis terhadap toleransi, keseimbangan, kemoderatan berfikir, keberagaman dan keadilan. Kondisi seperti ini jika dibiarkan berkembang maka secara perlahan-lahan akan mencuci pemahaman dan karakter kader-kader PMII, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara peningkatan nilai literasi dengan cara kita mengkounter paham-paham radikalisme dengan asupan literasi yang baik dan benar". Jelas Sahabat Ali (Ketua Komisariat PMII UIM  Pamekasan)

Peserta dalam PKD kali ini berjumlah 40 orang dari berbagai daerah di Madura dan ada juga luar Madura seperti Surabaya, Tuban dan luar Jawa Timur seperti NTB.

Lebih lanjut Sahabat Ali Wafa menjelaskan, "Sebenarnya yang terdaftar berjumlah 80 orang namun ketika melalui proses screening tinggal 72 orang dan akhirnya yang lolos pretest berjumlah 40 orang. Namun dari 40 orang yang ikut PKD cuma 28 orang yang lulus dan 5 orang lulus bersyarat sisanya tidak lulus dalam pelaksanaan PKD kali ini. Kenapa demikian, karena dengan standar khusus dari panitia dan juga komitmen serta iktikad kami ingin melahirkan kader-kader pilihan yang benar-benar bisa menjadi tumpuan PMII, mengharumkan nama PMII. Dan disini yang kami tekankan bukanlah kuantitas melainkan kualitas". 

Bukan hanya proses penyaringan yang sangat ketat namun proses pelaksanaannya juga ketat dapat dilihat bagaimana dalam schedule acara, start mulai jam setengah 8 pagi hingga pukul 2 pagi karena memang untuk materinya mengambil semua materi PKD yang ada dalam MUSPIMNAS baik itu materi wajib ataupun materi pilihan. Namun, itu semua di imbangi dengan fasilitas yang memadai seperti perihal konsumsi, panitia menyiapkan konsumsi yang bergizi dan sehat untuk para peserta.

"Saya berharap mereka dapat menjadi output yang sesuai dengan perencanaan kami bahwa mereka menjadi kader PMII yang militan, kritis, dan memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap PMII sehingga mereka tidak mudah meninggalkan PMII sebagaimana sumpahnya. Lebih daripada itu harapan saya seperti budaya literasi dan juga pemahaman-pemahaman yang komprehensif terhadap ideologi PMII dan Aswaja agar menjadi karakter kader PMII alumni PKD tahun 2020 ini. Diluar itu harapan saya jika dalam pelaksanaan PKD tahun ini ada sisi positifnya bisa lanjutkan di kepengurusan berikutnya namun jika ada yang tidak sesuai dengan masa yang akan datang maka bisa dievaluasi pada kepengurusan berikutnya", pungkasnya.

Pewarta: Shomim, Editor: Ihza

You may like these posts