KOPRI Ki Ageng Ganjur Tembus Peserta SIG Terbanyak Tahun Ini

KOPRI Ki Ageng Ganjur Tembus Peserta SIG Terbanyak Tahun Ini


TIMESPERGERAKAN.COM, PEKALONGAN - Pengurus Komisariat KOPRI Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan sukses mengadakan SIG pada Sabtu-Minggu (23-24/01).

SIG atau Sekolah Islam Gender merupakan jenjang pengkaderan formal pertama KOPRI setelah anggota PMII mengikuti MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru). Kegiatan ini diikuti oleh 97 peserta, 78 dari rayon internal, dan sisanya dari eksternal Komisariat Ki Ageng Ganjur di bawah naungan Pengurus Cabang PMII Pekalongan. Awalnya SIG bertempat di MTs Tholabuddin, lalu pada Sabtu sore, seluruh peserta dialihkan ke Mts Wahid Hasyim Warungasem, Batang. SIG tahun ini mengusung tema “Optimalisasi Kesadaran Sosial Tanpa Bias Gender”.

Acara dibuka dengan sambutan ketua KOPRI Cabang Pekalongan, Rusmiyati. Selanjutnya diisi dengan materi-materi wajib SIG. Di antara materi tersebut adalah ke-KOPRI-an, Perempuan Perspektif Al-Quran dan Hadis, Fiqih Perempuan, Citra Diri Kader KOPRI dan Strategi Pengembangan Diri, serta Hukum Islam di Indonesia. Masing-masing materi berlangsung selama dua jam.

Sebenarnya, terdapat 8 materi wajib dan dua materi tambahan pada SIG, seperti yang tertulis dalam hasil MUSPIMNAS (Musyawarah Pimpinan Nasional) PMII tahun 2019 pasal 15 tentang materi kaderisasi KOPRI. Artinya, beberapa materi tidak diikutkan dalam SIG tahun ini. Hal itu mengingat keterbatasan waktu terkait mengadakan acara saat pandemi.

Panitia menyiasati keadaan tersebut dengan menjadikan dua materi dalam satu waktu sekaligus. Materi perempuan Perspektif Al-quran dan Hadis, misalnya, yang disingkat dalam 1×120 menit. “Cita Diri Kader KOPRI dan Strategi Pengembangan Diri, itu juga digabung” Luthfia Rizkiana selaku ketua panitia

Konsep baru dilakukan untuk mengejar ketertinggalan materi oleh peserta. “Untuk (materi) Sejarah Gerakan Perempuan Lokal itu dimasukkan, tapi dengan konsep yang berbeda,” selaku ketua SC Sahabat Anagh Firly mengungkapkan konsep yang dimaksud adalah penugasan membuat naskah mengenai materi tersebut sebagai tindak lanjut dari SIG.

Mengenai jumlah peserta, di luar ekspektasi panitia. Peserta dibatasi hanya dari lingkup PC Pekalongan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, antusias peserta dari masing-masing rayon justeru meningkat. Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan mendelegasikan kadernya paling banyak, tidak kurang dari 30 orang. Susmita, peserta delegasi RTIK, mengungkapkan rasa senangnya mengikuti SIG. “Di situ saya mendapatkan materi dan pengalaman yang luar biasa,” terangnya.

Penyelenggaraan Sekolah Islam Gender, seperti yang dituturkan Fida Aini Sikhah sebagai ketua KOPRI Ki Ageng Ganjur, diharapkan bisa menanamkan kesadaran sosial tanpa bias gender. Sementara ketua PMII Ki Ageng Ganjur, Yazid Akmal, berpesan kepada peserta untuk kembali ke rayon dengan menyampaikan bekal yang didapat selama mengikuti SIG. Kopri cabang Pekalongan, diwakili oleh Anita Rahayu, memberikan apresiasi kepada panitia yang telah melaksanakan SIG. “Jangan bangga dengan kuantitas, teruslah juga ditingkatkan kualitasnya.” Anita menanggapi perihal jumlah peserta terbanyak tiga tahun terakhir.

Pewarta: Ni'amil Jannati, Editor: Ihza

You may like these posts