KOPRI Shalahuddin Gelar Launching Logo, Icha: "KOPRI Sebagai Ruang Eksplorasi Potensi Kader Putri PMII"

KOPRI Shalahuddin Gelar Launching Logo, Icha: "KOPRI Sebagai Ruang Eksplorasi Potensi Kader Putri PMII"


TIMESPERGERAKAN.COM, PASURUAN - Pengurus Korps PMII Putri (KOPRI) Komisariat Shalahuddin Pasuruan menggelar kegiatan launching logo KOPRI sekaligus tasyakuran berdirinya KOPRI di Wisata DAM Pleret Pasuruan, pada hari Kamis (04/02).

Sahabat Zumrotun Nafisah mengatakan peran perempuan semakin berdiaspora ke berbagai sektor "peran perempuan semakin berdiaspora ke berbagai ruang sektor, tidak sedikit perempuan yang telah berhasil menembus batas yang diciptakan oleh struktur dan kultur. Tapi dibalik itu, masih banyak PR dan jalan panjang perjuangan perempuan yang tak kunjung berakhir" tuturnya yang menjabat sebagai Ketua KOPRI PC PMII Pasuruan

"dalam segala implikasi positif dan negatif berdirinya KOPRI sebagai ruang eksplorasi potensi kader putri PMII secara intensif, tentu menjadikan KOPRI sebagai ruang lahirnya perempuan untuk berperan dalam pembangunan nasional merupakan hal mutlak. Maka adanya KOPRI ini menjadi ruang yang tepat untuk membentuk kader PMII yang responsif gender, agar memahami bahwa gender analisis sebagai bagian dari analisis sosial dalam memahami faktor-faktor yang mendasari diskriminasi berdasarkan jenis kelamin" imbuhnya 

Lebih lanjut Sahabat Icha panggilan akrabnya yang sekaligus memberikan motivasi kepada kader KOPRI Shalahuddin mengatakan apresiasi kami atas terbentuknya KOPRI pertama di Komisariat Salahuddin Pasuruan, "semoga tetap semangat mengejawantahkan tujuan organisasi. Sebab mesin yang menggerakkan pertumbuhan indonesia adalah sumber daya manusia, dan jumlah penduduknya didominasi oleh perempuan. Hal ini akan menjadi masalah besar jika tidak dipersiapkan dengan matang, tidak saja di bidang ekonomi namun juga masalah sosial politik di masa yang akan datang" ucapnya

"harapan terbentuknya KOPRI Komisariat ini bukan hanya sebagai formalitas tuntutan kelembagaan tapi lahir dari realitas sosial. Bahwa perlu adanya transformasi pembangunan yang responsif gender di berbagai sektor. Hal ini untuk memastikan dengan indikator terukur bahwa tujuan akhir dari pembangunan adalah mencapai kesetaraan dan keadilan bagi seluruh rakyat" pungkasnya 

Pewarta: Wati, Editor: Yakin

You may like these posts