Dobrak Pemikiran Kolot, KOPRI Komisariat Syamsul'ulum Gelar SIG

Dobrak Pemikiran Kolot, KOPRI Komisariat Syamsul'ulum Gelar SIG


TIMESPERGERAKAN.COM, KOTA SUKABUMI - Korps PMII Putri (KOPRI) Komisariat Syamsul'ulum Cabang Kota Sukabumi menggelar Sekolah Islam Gender (SIG) dengan jumlah peserta sebanyak 25 dari berbagai daerah yang bertempat di MWCNU Sukaraja pada Sabtu-Minggu (27-28/03).

Dalam sambutannya Sahabat Ernawati mengatakan "mengenai acara yang kami selenggarakan, kami berharap bahwa adanya acara ini bukan hanya sebatas seremoni saja melainkan kita secara keseluruhan khusunya peserta bisa mengambil esensi dari acara ini, dan agar apa yang kita perjuangkan tentang kesetaraan dan menghapus budaya patriarki yang masih kental di negara Indonesia sedikit demi sedikit bisa dikikis abis" tuturnya selaku ketua panitia SIG

Sedangkan Sahabat Indriani menjelaskan "perlu di ingat bahwa Sekolah Islam Gender merupakan salah satu kaderisasi formal yang ada di KOPRI akan tetapi berbicara tentang SIG ini bisa diikuti oleh kaum laki-laki di PMII. beda halnya dengan SKK dan SKKN itu hanya bisa di ikuti oleh kader KOPRI saja dan nantinya setelah mengikuti SIG ini anggota dan kader PMII mampu menjawab isu-isu gender dan konsiten dalam memperjuangkan kesetaraan" jelasnya mewakili Ketua KOPRI yang berhalangan hadir

Tak lupa sahabat Hendra Gunawan juga mengatakan "betapa pentingnya peran laki-laki perempuan di organisasi setelah memahami SIG, yang nantinya akan sama-sama menopang berjalan roda organisasi, maka yang harus di dobrak pemikiran kolot (Patriarki) dalam organisasi" ucapnya selaku Ketua Komisariat

Terakhir Sahabat Rizki Taufiq menjelaskan "yang perlu digaris bawahi oleh kader-kader PMII kuhususnya peserta SIG dalam terkait gender ada dua konteks, gender dalam konteks seks dan sosial. Kesetaraan gender ini bukan hanya membicarakan perempuan dan laki-laki akan tetapi kita sebagai manusia, sahabat-sahabat PMII harus mampu mengikis sistem patriarki yang mengakar di negara Indonesia, dan harus peka terhadap realitas sosial yang bias gender, perempuan itu tidak hanya dijadikan pendamping dan pendidik anak maka oleh karena itu perempuan harus meningkat kapasitas dan kapabilitasnya" pungkasnya mewakili Ketua Cabang yang juga berhalangan hadir

Pewarta: Hasbi Muhammad, Editor: Yakin

You may like these posts