Jangan Dibaca Gelarku!

Jangan Dibaca Gelarku!


Membaca dan menulis membutuhkan keikhlasan hati agar bisa memahami arti dari bacaan dan tulisan yang sedang anda baca sekarang. Sebelum tulisan ini dibaca banyak orang, agar tidak menjadi rangkaian kata belaka terbesit dalam pikiranku. "Untuk apa saya menulis, jika tidak melahirkan sebuah perubahan? Dari sini aku mulai semuanya dengan keikhlasan, apabila kemudian setiap huruf, kata, kalimat dan paragraf hanya sia-sia? Maka hati akan menjawab semua ini pada intinya jangan dibaca karena masih banyak kekhawatiran yang melintas dibenakku terhadap tulisan ini.

Namun, terlepas dari itu. Saya masih memiliki sisa-sisa keyakinan bahwa perubahan itu pasti akan terwujud dan butuh semangat dalam berproses sampai sukses. Kaca mata sederhana memandang, kekuatan dahsyat yang diawali niat untuk melakukan perubahan itu akan tumbuh subur sampai akhir masa serta pada siapapun mereka yang memahami betul tujuan hidupnya. 

Sebab percuma, sekalipun mengklaim diri kita sebagai Mahasiswa, Aktifis, Manusia terdidik dan apapun itu yang senada. Jika tidak memiliki tujuan yang ikhlas dan kuat dalam menjalani kehidupan, maka kekuatan dahsyat sebuah perubahan itu tidak akan terwujud.

Akhirnya, kita akan tetap saja diam, tidak melakukan apa-apa, walaupun keadaan sedang tidak stabil, yang ada hanyalah semangat tidur dan selalu menghayal. 

Seketika, saya bertanya lagi "Buat apa saya menulis, jika hanya sekedar dibacapun tidak, jika hanya melahirkan perubahanpun nihil?"

Halo kawan, teruslah hidup meski tidak berguna dan tidak dapat melakukan apa-apa. Hingga pada akhirnya kita akan serupa dengan rumah kosong yang dipenuhi sarang laba-laba.

Baiklah tulisan ini saya akhiri, silahkan kembali pada tempatmu semula rebahan. Jangan berfikir dan bertindak, sebab itu semua membuatmu sengsara. Stres...

Penulis: Nur Ahmad Tohirin (Kader PMII INAIFAS Jember)

You may like these posts