SIG Ke-II Rayon Al-Hikam Tanamkan Gender Berbasis ASWAJA

SIG Ke-II Rayon Al-Hikam Tanamkan Gender Berbasis ASWAJA


TIMESPERGERAKAN.COM, MALANG - Korps PMII Putri (KOPRI) Rayon Al-Hikam Komisariat Universitas Islam Malang (UNISMA) menggelar Sekolah Islam Gender (SIG) Ke-II bertempat di Balai Desa Argosari, Jabung Kabupaten Malang pada Jum'at-Minggu (05-07/03).

Sahabat Khilwa mengatakan, "SIG sendiri kan merupakan salah satu kaderisasi dari KOPRI, tidak hanya perempuan yang harus mengikuti. Laki-laki juga harus mengikuti, karena menurut saya berbicara tentang gender itu tidak hanya perempuan saja tapi laki-laki juga. Gender itu sendiri adalah sebuah relasi. Selain itu, gender juga merupakan kebutuhan yang harus di penuhi, agar adil gender itu mulai tertanam dalam pikiran, sehingga kedepannya tidak akan ada lagi ketimpangan-ketimpangan antara laki-laki dan perempuan".

Mengusung tema 'Aksentuasi Gerakan KOPRI sebagai Perempuan ASWAJA', sambung Sahabat Khilwa selaku Ketua KOPRI menjelaskan, "maknanya itu simpel saja, dalam melakukan suatu pergerakan diperlukan sebuah aksentuasi atau penekanan dalam artian fokus melakukan gerakan tersebut. Sedangkan KOPRI itu sendiri dibentuk bertujuan untuk mewadahi aspirasi para perempuan, agar mereka dapat menuangkan aspirasinya dan tentunya harus berlandaskan pada Ahlusunnah wal Jama'ah".

Menurut informasi yang didapatkan, jumlah keseluruhan peserta itu ada 28 peserta, juga ada delegasi dari Komisariat Pangeran Diponegoro Nganjuk, Komisariat Majapatih Blitar, Surabaya Selatan, dan Komisariat Asia Malang.

Untuk materi yang diambil yaitu sebanyak 6 materi, di antaranya: Gender, Seks dan Seksualitas (Sahabat Nurul Afiyatul Jannah); Konsep Dasar Gender Islam (Sahabat Rima Rochmatul Wachidah, S.pd); Gender Perspektif Al-Qur'an dan Hadits (Gus Auliya' F.M.), Strategi Pengembangan Diri dan Citra Diri KOPRI (Sahabat Aisyatir Rodliyah Bahtiar); Fiqih Perempuan (Sahabat Lina Alfiana); dan Hukum Islam Indonesia (Sahabat Akbar Umbu Nay, SH).

"Harapan saya, khususnya di Rayon Al-Hikam sendiri lebih dapat memahami arti gender, sehingga dapat memberikan pendampingan secara intensif terkait isu keperempuanan. Menjadi perempuan yang cerdas dalam menyampaikan aspirasi dan perempuan berbudaya yang tetap berlandaskan dengan Ahlusunah wal Jama'ah", tutupnya.

Pewarta: Shomim, Editor: Ihza

You may like these posts