SIG KOPRI UNUSA Bangun Pemahaman Bersama Seputar Gender

SIG KOPRI UNUSA Bangun Pemahaman Bersama Seputar Gender


TIMESPERGERAKAN.COM, SURABAYA - Korps PMII Putri (KOPRI) Komisariat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) kembali menggelar Sekolah Islam Gender yang Ke-IV dengan grand thema 'Sinergitas Pergerakan dalam Menegakkan Kesetaraan Gender', di MWC NU Pakal Surabaya, pada Sabtu-Minggu (06-07/03). 

"Sinergitas yaitu hasil interaksi sebuah keseimbangan yang mencapai optimum. Pergerakan yakni sebuah kebangkitan, untuk perjuangan atau perbaikan. Sedangkan kesetaraan yakni mengacu kepada menerima dan memberi, dan setiap orang memiliki posisi atau perlakuan yang sama di masyarakat. Lalu, gender memiliki arti persepsi masyarakat atau yang mengacu pada peran, perilaku, ekspresi, dan identitas seseorang, baik laki-laki maupun perempuan", jelas Sahabat Manila, Ketua KOPRI PMII UNUSA menerangkan makna tema. 

"Bicara soal gender kita tidak bisa menghilangkan salah satu subjeknya. Subjek kajian gender yang tak lain adalah laki-laki dan perempuan, keduanya harus saling memahami dan saling mengerti bahwa gender haruslah setara. Jadi, harus ada pemahaman bersama terkait gender untuk mampu mencipatakn kehidupan bermasyarakat yang harmonis", ungkapnya.

Menurut informasi yang didapat oleh Times Pergerakan ada 40 peserta yang terdiri atas beberapa daerah. Di antaranya untuk eksternal berasal dari daerah Nganjuk, Jember, Sidoarjo, Pasuruan, dan Blitar. Sedangkan internal dari 2 rayon di PK PMII UNUSA yakni Rayon Fahmi Saufuddin dan Wahid Hasyim.

SIG ini menyajikan 6 materi utama kepada peserta, di antaranya : Konsep seks, Gender, dan Seksualitas (Sahabat Mikha Rastya); Konsep Dasar Islam (Sahabat Yusa Firmansyah); Strategi Pengembangan dan Citra Diri KOPRI (Sahabat Rega Fitriawati); Gender Perspektif Islam (Sahabat Faridhaturrofi'ah S.sos); Hukum Islam di Indonesia (Sahabat Fathul Qoribulloh); serta Sejarah Perempuan Lokal (Sahabat Aisyah Nur Afifah Mulidiyyah).

"Harapan saya, saya ingin perempuan kontemporer haruslah menjadi garda terdepan baik dalam hal dialektika pemikiran, aksi-aksi sosial guna terwujudnya bangsa yang berkeadaban dan pengarusutamaan gender", pungkasnya.

Pewarta: Wati, Editor: Ihza

You may like these posts