Jikalau waktu lalu
Angin nan shubuh beradu
Ada debar yang tak kunjung di ujar
Berlarut-larut ku semai kau dalam rindu
Ku tenun kau di dalam bait semu
Namun, terkapar dalam sikap acuh
Tuan, apa kabar dengan diksimu yang lalu?
Puan sedang mendayu-dayu
Menari-nari diatas gelisah yang berdebu
Buih di masa lalu
Sempat membangkitkan asa
Namun, berakhir dengan kata "ya sudah, tidak apa-apa, aku bukan yang di cinta " .
Semakin pilu
Beruntung arteri, masih mau
Menjalankan fungsinya dengan mampu
Tuan, apa kabar?
Dengan tubuhmu dewasa ini?
Penulis: Nur Agustiningwati (Kader PMII Shalahuddin Pasuruan)
Post a Comment