Memoar Yang Memar

Memoar Yang Memar



Jikalau waktu lalu 
Angin nan shubuh beradu 
Ada debar yang tak kunjung di ujar 

Berlarut-larut ku semai kau dalam rindu 
Ku tenun kau di dalam bait semu
Namun, terkapar dalam sikap acuh 

Tuan, apa kabar dengan diksimu yang lalu? 
Puan sedang mendayu-dayu
Menari-nari diatas gelisah yang berdebu

Buih di masa lalu 
Sempat membangkitkan asa 
Namun, berakhir dengan kata "ya sudah, tidak apa-apa, aku bukan yang di cinta " . 

Semakin pilu 
Beruntung arteri, masih mau 
Menjalankan fungsinya dengan mampu 

Tuan, apa kabar? 
Dengan tubuhmu dewasa ini?

Penulis: Nur Agustiningwati (Kader PMII Shalahuddin Pasuruan)

You may like these posts