Pandemi Tak Akan Membuatmu Mati

Pandemi Tak Akan Membuatmu Mati


Sahabat...
Saat kau dibaiat
Itulah saat paling haru
Di mana engkau berseru
Memerdekakan diri dari kupu-kupu
Menjadi singa bertaring wibawa
Saat-saat kau berbangga diri
Merendahkan hati
Melepas syahwat pergerakan
Untuk napak tilas kesuksesan

Aku manusia optimis
Berharap kau akan jadi bibit baru
Menopang pergerakan ini dalam naunganmu
Tetapkan tujuan utama
Sebagai kader istimewa
Kau itu bukanlah kader marginal
Kasihku hadir disetiap proses intelektual
Meski kadang konflik sering terjadi
Bukanlah dilema yang harus kau sesali
Yang sejati adalah bagaimana kau sadar
Bahwa kau sedang tersesat di jalan yang benar
Keyakinan itu adalah prosesku
Yang ku tutupi dengan lantunan sajakku ini

Sahabat...
Kadang suara-suara tanpa nama
Membuat ku lelah
Tapi aku tak kan menyerah
Menjagamu senantiasa berkiprah
Karena tugas ku mentransfer kebaikan
Menjadikanmu sebagai alasan
Meraih revolusi dalam ilusi
Dan revitalisasi di dalam bingkai refleksi

Hidup pergerakan!
Matilah kesunyian!

Di era wabah menyerang tanpa ampun
Aku ingin kau tetap bangun
Wabah ini memang membunuhmu
Mematikan sendi-sendi pergerakanmu
Tapi, selama jas biru dan bendera kuning masih kau miliki
Haram bagimu untuk berdiam diri
Jangan anggap ini adalah kehancuran
Tapi jadikan ini sebuah tantangan
Untukmu memeras pemikiran
Mencari solusi dari setiap permasalahan
Dunia belum kiamat
Dan masa depanmu masih panjang
Nikmatilah masa-masa indah melatih diri
Menimba relasi memperluas diskusi

Sahabat...
Tak akan ku biarkan intelektualmu mati
Dan otakmu berhenti beroperasi
Gerakanmu itu amat berharga
Karena itulah, hasil sebuah kerasnya usaha
Jangan kau jatuhkan air mata
Saat menghadapi kerasnya proses ini
Jangan pula kau mundur
Meski hanya selangkah saja
Karena di tanah kita yang subur
Mereka tak akan pernah berhenti berkuasa
Jika aku mati esok
Aku akan tenang melihat semangatmu
Mengorbankan waktu guna membela hak rakyat
Tidak mementingkan kepentingan atau hak pribadi
Itulah saat kau temukan jati diri
Menjadi seorang organisatoris sejati

Penulis: Sahabat Dian (Kader PMII Komisariat Taswirul Afkar Surabaya)
Foto: republika.co.id

You may like these posts