Islam Ramah Teguhkan Toleransi

Islam Ramah Teguhkan Toleransi


Penulis: Sahabat Fitra Bella (Ketua Rayon Madrasah Komisariat IAIN Samarinda)

Tahun ini adalah tahun banyak penuh duka katanya. Salah satunya melakukan ijtihad. Ijtihad yang dimaksud ialah dengan bom bunuh diri, katanya "mereka" akan syahid ketika Islam dibela. Namun sebagai manusia awam yang memiliki pemahaman terbatas, seolah-olah kalam yang tersurat dalam kodifikasi yang lazim kita baca justru mencerminkan kejahatan, serta diskriminasi antar agama. Sehingga melahirkan stigma negatif khalayak ramai terkait agama Islam.

Jika kita kembali ke jalur benang merah sejarah, misi Nabi Muhammad ketika diutus oleh Allah SWT adalah untuk menjadikan alam ini selamat dengan memperbaiki akhlak yang baik. Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berbunyi, "innamaa bu'istu liutammima makarimal akhlak". Yang artinya, sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak.

Tidak ada Allah SWT memerintahkan Nabi untuk menaklukkan dunia dengan cara kekerasan. Teroris itu bukan bagian dari ajaran Islam. Ketika mereka melakukan hal kriminal akan tetapi mengatasnamakan agama, sangat dangkal sekali. Sehingga perlu adanya reparasi mengambil sumber dengan sanad yang jelas.

Karena sesungguhnya Islam adalah agama yang ramah, bukan malah sebaliknya menjadi agama yang brutal dengan marah-marah. Dan ini telah tersurat juga dalam Al-Qur'an pada surah Al-Anbiya ayat 107, "wamaa arsalnaaka ilaa rohmatan lil alamim". Yang artinya, tidak lah aku menciptakan engkau Muhammad, melainkan menjadikan rahmat bagi seluruh alam.

Maknanya, mereka bisa berlindung dibawah naungan Islam. Dan seharusnya dengan "ramahnya" tadi justru kita harus saling mengayomi, menjaga, dan melindungi tanpa harus melihat latar belakang mereka apa, dan Gus Dur pun pernah mengatakan, "Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin tinggi toleransinya."

Editor: Ihza

You may like these posts