Melek Pembangunan Desa, Dua Komisariat di Kabupaten Pekalongan Gelar Diskusi Publik

Melek Pembangunan Desa, Dua Komisariat di Kabupaten Pekalongan Gelar Diskusi Publik


TIIMESPERGERAKAN.COM, PEKALONGAN - Meneguhkan kembali fungsi mahasiswa sebagai Agent of Social Control, PMII Komisariat K.H. Abdurrahman Wahid bersama Komisariat Ki Ageng Sedayu selenggarakan Diskusi Publik di Aula Gedung ITS NU Kabupaten Pekalongan, Sabtu (01/05). Diskusi ini dihadiri kurang lebih 64 peserta dari internal maupun eskternal lembaga PMII kedua komisariat tersebut. Pembukaan diskusi dilakukan oleh Wakil Rektor ITSNU, Bapak H. Ali Imron, S.E., M.S.I.

PMII adalah organisasi mahasiswa yang notabene akan membawa karakter tridarma Perguruan Tinggi. Terkait hal itu, mahasiswa kader PMII akan kembali ke masyarakat untuk mendampingi pembangunan desanya masing-masing. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat, yaitu "Peran Mahasiswa dalam Membangun Desa".

Diskusi berjalan dengan lancar bersama ketiga pembicara, yaitu Bapak Sutanto, S.Tp. selaku Ketua Umum BUMDES, Bapak Iwan Setiawan, S.T. selaku Sekretaris Jenderal KNPI Kabupaten Pekalongan, dan Bapak Slamet Nur Chamid, S.Pd.I. selaku Ketua Oemah Sinau Wonokerto, Bandar, Batang. Ada juga pembicara lain yang mendampingi Pak Iwan dari KNPI.

"dalam pembangunan negara, sudah sewajarnya peran mahasiswa itu diikutkan dalam pengembangannya. Artinya, jika seorang mahasiswa itu tidak memiliki sifat yang membangun negara, menurut saya belum menjadi mahasiswa yang sesungguhnya. Dengan adanya forum ini mahasiswa bisa lebih responsif terhadap isu-isu sosial yang ada di desanya masing-masing," ujar Sahabat Imam Sugianto dalam sambutannya selaku Ketua Komisariat K.H. Abdurrahman Wahid.

Sahabat Muhibbin selaku Ketua Cabang PMII Pekalongan juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan latar belakang sosial terbesar kedua setalah Papua Nugini. Artinya, Indonesia sangat memiliki banyak kekayaan kultural dan hayati. Sebuah ancaman ketika potensi yang ada di Indonesia, terutama di desa, dimanfaatkan oleh pihak asing dan mahasiswa tidak ikut serta dalam memanfaatkan potensi tersebut.

Lebih lanjut, ketua panitia, Sahabat Jarot menjelaskan bahwa tingkat kesadaran mahasiswa tentang peranan dalam desa masih kurang. Maka dari itu, panitia mengambil tema tersebut untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya kontribusi mahasiswa dalam masyarakat.

"setelah ikut diskusi publik ini, kami dari panitia mengharapkan mahasiswa dapat ikut serta berperan dalam pembangunan desa masing-masing. Dan insyaallah kami akan melaksanakan diskusi publik ke tingkat selanjutnya," pungkasnya.

Pewarta : Ihza, Editor : Riyan

You may like these posts