Membentuk Karakteristik dalam Kepemimpinan Muda yang Milenial

Penulis: Sahabat Joko Nugraha (Kader PMII Rayon Febi Komisariat IAIN Cabang Kota Pontianak)

Perlu kita ketahui bersama dari banyaknya berbagai diskursus tentang konsep pemimpin atau kepemimpinan, ada satu hal yang sangat menarik untuk dibahas ialah soal membentuk karakter pemimpin atau syarat yang harus dimiliki oleh setiap orang yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan mendatang.

Karakter pemimpin yang dimaksud ialah mesti terbentuk melalui proses yang begitu lama dan panjang, yang harus ditunjang langsung oleh praktek-praktek dalam memimpin, dan penerapan ilmu karakter yang mampu membentuk gaya kepemimpinan yang baik ala milenial. Tentunya hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri untuk para calon-calon pemimpin muda milenial yang akan menjadi Regenerasi dari masa kemasa tentunya. 

Namun, untuk dapat membina jiwa dan karakter kepemimpinan yang sedemikian itu, bagi para kaum muda, milenial khususnya tidaklah mudah seperti layaknya membalikkan telapak tangan karena yang sedemikian memerlukan usaha yang nyata dan penuh rasa sungguh serta pendekatan yang terus-menerus untuk lebih mematangkan diri sejak dini. 

Sebab, untuk membentuk pemimpin muda yang mumpuni dan berkualitas tentunya sangat lah sulit, akan tetapi generasi muda hari ini sangat perlu memiliki jiwa kompetisi dengan berbagai kalangan. Baik dari elemen masyarakat maupun sektor-sektor lain nya. Sebagai Sosok calon pemimpin muda masa depan, bukan hanya pandai dan piawai dalam hal intelektualitas akan tetapi juga perlu dalam hal spiritual, karena dengan sedemikian akan berjalan seimbang nanti nya sebagai pemimpin yang siap dan mampu mengambil peran dalam berbagai sektor yang memang perlu dan dibutuhkan. 

Sebagai generasi muda yang milenial. Juga sebagai calon pemimpin masa depan harus mempunyai pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar saat ini dan tantangan yang mungkin akan dihadapi di masa depan, serta dapat mempersembahkan harapan baru serta mampu membawa angin segar bagi bangsa ini. Karena pemuda sebagai harapan bangsa dan di tangan pemuda bangsa ini kemana akan dibawa nantinya. Sebagai pemimpin harus bisa menjadi layaknya nahkoda yang harus mampu membawanya pada arah yang telah tuju. Tak mengikuti kemana arah mata angin akan berlalu. Dan tak peduli walau harus jatuh bangun karena ada visi misi harus dicapai menuju tujuan. 

Generasi muda juga harus mampu mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin yang bisa menumbuhkan sifat patriotisme, menciptakan perubahan yang dinamis, berbudaya prestasi, dan semangat profesionalisme, serta mampu meningkatkan partisipasi dan selalu berperan aktif. Bagaimanapun pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan (agent of change) yang serta mampu membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menjadi seorang pemimpin merupakan sikap atau proses seseorang dalam memengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mewujudkan tujuan bersama. Sosok pemimpin muda tidak hanya mampu memengaruhi, namun juga dapat menghargai pendirian atau pendapat orang atau sekelompok orang, harus tetap bersikap profesional tanpa mengabaikan alasannya. Sosok pemimpin muda ini harus bisa memimpin dan tentunya mau dipimpin. Sebagai mana mestinya bahwa pemimpin harus bisa memimpin yang di pimpin serta menjadi pemimpin yang benar-benar memimpin. 

Maka dari itu kini indonesia membutuhkan generasi muda yang berani, bijak, dan memiliki imajinasi, serta memiliki mimpi besar untuk mengubah hal-hal yang perlu diubah yang memang selayak nya perlu di ubah. dan mempertahankan hal–hal yang sudah baik. Hadirnya golongan muda yang milenial ini adalah merupakan sebagai calon pemimpin masa depan menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia agar bangsa ini dapat lebih baik dan mampu mencapai atas apa yang telah di cita-citakan bersama yakni menuju Indonesia Emas 2045 di masa yang akan mendatang nantinya. 

Sesuai yang di sabdakan Ali bin Abi Thalib beberapa abad tahun silam. 

شبان اليوم رجال الغد

–Syubbanul yaum rijalul gadd–

Pemuda hari ini adalah pemimpin dihari Esok.

Editor: Yakin