Memberantas Kejahatan Sesuai Kemampuan (Pendekatan Hadits Man Roa Minkum Munkaran)

Memberantas Kejahatan Sesuai Kemampuan (Pendekatan Hadits Man Roa Minkum Munkaran)


Penulis: Sahabat Nurman Fajri (Kader PMII Rayon Ilmu Sosial Ilmu Politik Komisariat Universitas Jambi)

Konflik antara Israel dan Palestina masih terus berlanjut. Berbagai macam media dari penjuru media seakan tanpa henti membagikan berita buruk terkait tindakan yang tidak manusiawi oleh Israel kepada Palestina. Bukan hanya di tempat-tempat umum, perlakuan keji yang bahkan dilakukan di tempat ibadah mengundang rasa amarah manusia.

Entah sejak kapan konflik dimulai, namun sesuai dengan yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, bahwa penjajahan diatas dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Sebagai manusia yang memiliki hati nurani, secara pribadi penulis merasa marah dan mengecam keras tindakan yang tidak humanis yang telah dilakukan, akan tetapi penulis rasa perlu meluruskan pikiran terhadap oknum-oknum yang mencela pemerintah dengan cara yang tidak baik karena kekhawatiran tindakan tersebut justru menimbulkan kegaduhan di Republik Indonesia dan mengurangi rasa cinta tanah air

Di lansir dari Platform YouTube Kompas.TV, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi bersama Majelis Umum PBB yang khusus membahas situasi Palestina mengeluarkan 3 statement yaitu : Pertama, mendesak Majelis Umum PBB menghentikan kekerasan dan tindakan militer untuk mencegah korban lebih lanjut; Kedua Memastikan Akses Kemanusiaan dan Perlindungan Sipil; serta Mengupayakan Negosiasi Multilateral yang kredibel. Dalam video yang tersebar Menteri menegaskan “jangan sampai rakyat Palestina tidak lagi punya pilihan selain menerima ketidakadilan sepanjang hidup mereka”. Dari statement yang dikeluarkan, sudah sangat jelas pemerintah Indonesia turut peduli dengan Palestina tidak seperti alam bawah sadar orang-orang yang sudah dibelenggu rasa dengki.

Lantas apa upaya yang dapat kita lakukan untuk membantu Palestina?

Di dalam agama Islam, melalui Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 104 dijelaskan “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dalam ayat tersebut jelas bahwa sang pencipta menyuruh manusia untuk melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf secara ringkas bermakna menyuruh kepada kebaikan, serta Nahi Munkar memiliki arti mencegah kemunkaran. Maka jelas ayat tersebut menyuruh manusia untuk melakukan praktek kebaikan serta mencegah dari kemunkaran atau kejahatan.
Dalam tulisan ini, penulis hendak menguraikan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memberantas atau paling tidak meminimalisir kemaslahatan yang terjadi. Pada dasarnya, ada banyak macam cara untuk menghentaskan kemiskinan, akan tetapi disini penulis mendekatkan kepada tahapan dalam meminimalisir kejahatan pada hadits ke 34 yakni, mengubah dengan tangan (biyadih); mengubah dengan lisan (bilisanih); serta mengubah dengan hati (biqolbih).

Dalam kitab Hadits Arba’in, dari Abu Sa’id Al Khudri radiallhuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu’alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (H.R Muslim). Apabila hendak kita jabarkan hadits tersebut, maka terdapat tiga fase dalam memberantas kejahatan. Fase yang pertama yaitu dengan tangan atau (biyadih). Fase ini dapat dimaknai mengubah berbagai bentuk kejahatan dengan kebijakan-kebijakan atau dengan peraturan-peraturan yang dibuat. Tahap selanjutnya mengubah dengan lisan (bilisanih), mengubah dengan lisan dapat dimaknai dengan menjelaskan anatar yang benar dan salah, antara hak dan bathil, sehingga harapannya insan manusia akan semakin sedikit melakukan praktek kemaslahatan. Langkah terakhir yang bisa dilakukan untuk memberantas kejahatan yaitu dengan hati (biqolbih). Langkah dengan hati yakni mendoakan agar pelaku perbuatan jahat kembali kepada jalan yang lebih baik, minadzhhulumati ilannur dari kegelapan menuju cahaya.

Di akhir tulisan ini penulis menguntaikan harapan semoga perilaku yang tidak manusiawi segera lenyap dimuka bumi, serta para pemimpin senantiasa berdiri teguh untuk melaksanakan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Semoga para pemuda-pemudi Indonesia senantiasa menjadi generasi yang peduli sesama, menjadi pemuda-pemudi yang senantiasa menjaga dan merawat keberanekaragaman yang ada di Indonesia.

Editor: Yakin

You may like these posts