Angkat Tema Perempuan dan Keberagaman, PMII Ki Patih Sampun Adakan SIG Perdana

Angkat Tema Perempuan dan Keberagaman, PMII Ki Patih Sampun Adakan SIG Perdana


TIMESPERGERAKAN.COM, PEMALANG - PMII Ki Patih Sampun STIT Pemalang gelar Sekolah Islam Gender ke-1 yang terbuka untuk eksternal dan internal, Jumat-Minggu (28-30/05).

"iya, kegiatan ini terbuka untuk eksternal dan internal. Di mana pesertanya datang dari berbagai daerah seperti Pemalang, Tegal, Purwokerto, dan dari Ponorogo," ucap Sahabat Siti Ma'rifah selaku Ketua SC.

"selain itu, dalam kegiatan ini ada 2 kader laki-laki yang ikut serta," imbuhnya. 

"SIG ini mengangkat tema Perempuan dan Keberagaman," ucapnya.

Latar belakang mengambil tema 'Perempuan dan Keberagaman', yaitu sebagai bentuk lain dari woman support woman, artinya kebanyakan perempuan akan mendukung perempuan yang lain jika masih dalam satu circle. Perempuan selalu menggaung-gaungkan tentang kesetaraan terhadap laki-laki, tapi lupa kalau ia pun harus menghargai perempuan lain yang berbeda, baik dari segi pakaian, pemikiran, dan lain-lain. 

Untuk momen paling mengesankan, yaitu pada saat pra acara ada bincang KOPRI dengan tema "Membangun Integritas Perempuan Dalam Upaya Sadar Gender" dengan 2 narasumber, yaitu Ketua KOPRI PKC Jawa Tengah (Sukbaturrohmah, S.Pd) dan Ketua PAC Fatayat NU Randudongkal (Humairoh, S.Pd.I).

Urgensi diadakannya SIG ke-1 ini, yaitu dari internal komisariat sendiri melihat banyak kader perempuan yang potensial. SIG sebagai wadah bagi kader perempuan untuk bergerak dan berproses. Harapannya melalui SIG ini kader perempuan tidak terlalu cepat terkena seleksi alam.

Siti Ma'rifah mengatakan, "kita semua tahu bahwasanya Indonesia terkenal dengan keberagamannya, pun bagaimana Indonesia menghargai keberagaman. Sayangnya, keberagaman yang ada kini dipandang secara eksklusif. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai macam tindakan persekusi yang hadir didekat kita. Contohnya saja persekusi ras, agama minoritas bahkan gender. Indonesia kaya akan keberagaman, tapi Indonesia tidak ramah dengan keberagaman." 

"ketika kita mendengar keberagaman, kita tertuju pada ragam suku dan budaya yang ada di Indonesia. Namun pada kenyataannya kita masih cenderung menganggap bahwa keberagaman ada perbedaan yang patut disenjangi. Pada aspek perempuan, kita semua sudah paham betul bagaimana budaya patriarki yang masih mengakar kuat di setiap elemen masyarakat. Contoh mudahnya adalah dengan mengecualikan dan mengecilkan peranan perempuan di setiap aspek kehidupan. Padahal perempuan juga mampu mengikutsertakan dirinya di masyarakat," katanya lagi. 

"kondisi seperti itu lah yang membuat kami resah sekaligus khawatir. Oleh karenanya, kondisi yang seperti ini harus segera dirampungkan. Akhirnya, kami mengambil momen pada SIG ini yang kebetulan merupakan SIG perdana di komisariat kami dengan mengangkat tema Perempuan dan Keberagaman," ungkapnya. 

"kami berharap pasca SIG, peserta mampu menarasikan kembali perempuan dan keberagaman yang lebih manusiawi," tutup Sahabat Ma'rifah.

Pewarta: Meil, Editor: Ihza

You may like these posts