Menakar Kemungkinan PC PMII Kota Pasuruan, Pasca KONFERCAB XX

Menakar Kemungkinan PC PMII Kota Pasuruan, Pasca KONFERCAB XX


Penulis: Mohammad Iqbal Ghozali (Ketua Komisariat PMII STIT Pasuruan)

Beberapa hari terakhir, suasana politik di wilayah PMII Pasuruan dalam keadaan keruh. Semua tokoh elit komisariat dan cabang PMII Pasuruan tengah mempersiapkan diri untuk menyukseskan KONFERCAB PMII Pasuruan. Iya, musyawarah tinggi ditingkatan cabang ini akan segera diselenggarakan tanggal 29 Juli mendatang. Pada akhirnya, setelah periode panjang kepemimpinan ketua umum sahabat Ainul Yaqin akan segera berakhir.

Sesuai dengan amanat AD/ART organisasi PMII, dalam KONFERCAB nanti akan muncul sosok pemimpin baru yang bakal melanjutkan estafet kepemimpinan tertinggi PMII Pasuruan. Pemimpin yang diharapkan mampu memberikan gagasan yang adaptif di tengah gejolak pandemi COVID-19 yang tak kunjung terlihat kapan berakhirnya. Sehingga membawa PMII Pasuruan menuju organisasi yang lebih solid dan responsif kepada masyarakat luas. 

Gagasan Baru
Dalam kehidupan, kita akan selalu menemukan hal yang berubah-ubah. Hampir tidak ada sesuatu yang selalu tetap. Begitu juga dengan organisasi PMII, dinamika yang sangat cepat dan tak terduga terus terjadi hingga kini menuntut kita untuk selalu adaptif dalam menghadapi nya, baik dalam ranah kaderisasi maupun isu lokal. Juga kurangnya kajian wacana terkini yang diadakan PMII Pasuruan semakin menambah daftar kekurangan organisasi. Apalagi lagi dengan kondisi pandemi COVID-19 yang saat ini melanda Indonesia tentunya mempengaruhi gerak PMII Pasuruan. Dianggap mati itu ya ada, dianggap ada pun juga mati. Maka diperlukan gagasan baru dalam semua bidang, bahkan mungkin perombakan besar-besaran dalam aturan dan program kerja dalam PMII Pasuruan. 
Dalam forum KONFERCAB nanti, akan berkumpul para “raja kecil” PMII Pasuruan membahas tentang pencalonan Ketua cabang dan ketua KOPRI PMII Pasuruan. Saat ini, sudah ada 3 bakal calon Ketua Umum PC PMII Pasuruan dan 1 orang calon ketua KOPRI PC PMII Pasuruan. Masing-masing bakal calon ketua dari Komisariat Pancawahana, Komisariat Merdeka, dan Komisariat Shalahuddin serta bakal calon ketua KOPRI dari komisariat Ngalah. Jika dipetakan, ada 7 komisariat dalam wilayah PC PMII Pasuruan, yang terbagi dalam 2 wilayah yaitu 4 komisariat di kota Pasuruan dan 3 komisariat di kabupaten Pasuruan. Masing-masing komisariat memiliki 1 suara untuk memilih ketua cabang dan ketua KOPRI. Jika diperhatikan sekilas, kota seakan lebih dominan dalam perolehan suara ketika memiliki calon dalam kontestasi nanti daripada kabupaten. Faktanya, dalam beberapa KONFERCAB terakhir selalu dimenangkan oleh komisariat Ngalah dari kabupaten. Bukan berarti dari pihak kota tidak ada calon, tapi selalu ada dinamika politik yang terjadi sehingga kemungkinan-kemungkinan adanya pembelot dalam aliansi bisa terjadi. Berbagai macam konsolidasi yang ada dengan mengangkat kesolidan PMII Pasuruan lebih baik, hanya tema klise yang ada di permukaan. Karena hampir bisa dipastikan selalu ada “kongkalikong” dibaliknya. Entah antar ketua komisariat, maupun senior diatasnya. Apalagi pada kontestasi kali ini, ada 2 bakal calon ketua dari Kota, yang tentunya memecah suara dalam kota sendiri. Hal ini menunjukan bahwa kesolidan kota lagi-lagi dipertanyakan. Raja-raja kecil di kota yang berkonsolidasi dipastikan mengalami jalan buntu. Bisa karena memang mereka memiliki ambisi pribadi, atau bisa jadi hanya tunggangan kepentingan senior.

Kemenangan kota dalam KONFERCAB kali ini akan mengalami kesulitan selagi tim sukses dari masing-masing bakal calon masih tidak mau menurunkan egonya. Hal ini menjadi menjadi keuntungan bagi kabupaten. Karena di sisi lain, komisariat Ngalah belum mau melepas cengkraman kekuasaannya di Kepengurusan cabang. Terbukti mereka masih memiliki bakal calon tunggal KOPRI dalam kontestasi kali ini. Ditambah lagi dari komisariat Pancawahana juga memiliki calon Ketua Umum, membuat langkah kota dalam memenangkan konfercab semakin sulit. Hampir bisa dipastikan 3 suara kabupaten akan tetap utuh karena secara historis memiliki kedekatan di tingkatan seniornya. Tetapi, jika dalam konfercab kali ini kabupaten berhasil memenangkan kembali kursi tertinggi kepemimpinan PMII Pasuruan, maka semakin jelas bahwa kesadaran etik dalam berorganisasi masih kurang.

Tiap momen menuju KONFERCAB PC PMII Pasuruan, dikotomi Kota dan Kabupaten semakin jelas. Entah siapa yang memulai, tapi memang begitu adanya. Saya meyakini bahwa dalam hati terdalam tiap kader PMII Pasuruan, memiliki semangat untuk mengembangkan organisasi. Dan siapapun yang terpilih nanti adalah kader terbaik di Pasuruan. Tetapi, jika dikotomi ini terus terjadi, bukan tidak mungkin ini akan berpengaruh merusak kepada organisasi itu sendiri. Memang kalau diperhatikan, kondisi komisariat di kota dan kabupaten memang berbeda dari segi latar belakang kampus maupun kondisi mahasiswa nya. Sudah banyak gagasan mengenai rumusan kaderisasi untuk PMII Pasuruan yang disampaikan ke cabang, tetapi tidak pernah mendapat tindak lanjut yang berarti. Jika terus demikian, daripada semangat solidaritas ketua komisariat di kota hanya ada ketika akan KONFERCAB, akan lebih baik jika setelah semangat itu untuk merumuskan kembali pola kaderisasi di komisariat wilayah kota. Bahkan, bukan tidak mungkin gagasan mengenai pembentukan PMII Cabang Kota Pasuruan mulai diperhitungkan.

Editor: Yakin

You may like these posts