Sahabat Andri Dewanto dan Perjalanan Karir Bersama NU

Sahabat Andri Dewanto dan Perjalanan Karir Bersama NU


Penulis: Sahabat Hendra (Kader PMII Komisariat Shalahuddin Pasuruan)

Siapa yang tidak kenal "Sahabat Andry Dewanto" khususnya masyarakat Jawa Timur, beliau seorang aktivis kelahiran 8 Desember 1973 yang berasal dari Lamongan, dikutip dari akun media sosial beliau.

Beliau meniti karirnya di organisasi extra kampus yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai Ketua Komisariat PMII Universitas Brawijaya Tahun 1993-1994, Ketua departemen di cabang 1994-1995, Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Malang 1995-1996, Ketua LBH Pengurus Besar PMII telah dilalui hingga tahun 2000. Pada tahun 2000 bulan desember lalu, beliau pernah maju sebagai Kandidat Ketua Umum PB PMII di kongres PMII di Kota Medan, Pengurus Cabang ANSOR Kab. Malang Tahun 2000-2005, Sekretaris Mabinda PMII Koodinator cabang Jawa Timur pada tahun 2010-2013, Anggota Majelis Pembina Cabang ANSOR Kab Malang 2010-2013, Anggota Majelis Pembina Cabang IPNU kab Malang 2010-2013, Ketua KPU Kabupaten Malang Tahun 2003-2008. Beliau saat ini aktif di pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim sebagai wakil ketua bidang kaderisasi. dan masih banyak organisasi lainnya yang beliau ikuti.

Ada Catatan terahir beliau sebelum beliau meninggalkan kita semua.

"tulisan terakhir Sahabat Andry Dewanto Ahmad, 4 Juli 2021 Sang Covid

Saya ingin melihat covid dari sudut pandang yang berbeda. Menurut pemerintah, dokter, WHO bahkan para ulama bahwa covid memang ada. Mana? Tak kasat mata alias sebangsa gaib, bukan! Kata saya Covid itu bagaikan tentara elit semacam paskhas (pasukan khusus).  Ia bekerja by order. Order Tuhan yang Maha perkasa Allah SWT. Sedangkan kecepatan dan daya tembusnya bagaikan agen 007, namun tanpa partner cantik.

Covid menular dengan masa tugas, durasi waktu, target akibat dan target sasaran yang detail, tak pernah meleset sekalipun.  Sebelum masa tugas habis ia takkan menghentikan misi. Manusia akan berupaya dengan akal budinya menanggulangi covid, lalu lahirlah  kebiasaan baru yang disebabkan olehnya. Salah satunya mungkin berupa kaum miskin sedunia disupport pemerintahnya dengan  makanan dan uang dalam masa yang relatif panjang. Pusat bisnis termasuk judi dan hiburan sepi,  para perempuan menutup wajahnya tak dipersoalkan. Malah kalau pas apes tidak mengenakan masker kena operasi dihukum menyanyi lagu kebangsaan atau push-up.

Akibat dari covid juga, orang lebih lama berkumpul keluarga, pembudayaan cuci tangan, menjaga jarak,  mentradisinya silaturahim meski jarak jauh (daring), dan lain-lain. Jadi jelas ya covid itu ada, jangan diragukan lagi,  tapi jangan takut pada covid. Cukup banyak sudah yang kita takuti seperti: takut pada Allah SWT, takut kepada orang tua, takut aparat penegak hukum, takut pasangan hidup suami atau isteri, takut hantu, takut petir, takut binatang buas, takut tikus, takut ular, takut cacing, takut penjahat. Sudah banyak bukan? Jadi tak perlu menambah sumber ketakutan baru. Ada lagi sih yang menakutkan lainnya semisal: takut gak punya uang dan takut lapar, misalnya.

Saran isteri, katanya: ikuti petunjuk pemerintah tentang prokes. kata saya: taat pemerintah yes, namun jangan phobia, sewajarnya saja. Soal  mati hidup itu pasti akan tiba, kita hanya diminta berupaya dengan tidak mati sia-sia. Bekal mati mati perlu kita renungkan kawan. Mari terus berjuang menjadi orang yang baik dan jangan lupa bahagia.

Bismillahirrohmanirrohim Allahumma Indonesia aman.

Selamat Jalan Sahabat, terima kasih  atas perjuanganmu di Nahdhatul Ulama'.

Editor: Alda

You may like these posts