Sukses Selenggarakan MAPABA 2021, Ini Kata Sekjend PMII Rayon Averouce Kepada PMII Komisariat Al-Fatih Cabang Surabaya Selatan

Sukses Selenggarakan MAPABA 2021, Ini Kata Sekjend PMII Rayon Averouce Kepada PMII Komisariat Al-Fatih Cabang Surabaya Selatan


TIMESPERGERAKAN.COM, SURABAYA - Pada Jum'at, 08 Oktober 2021 hingga Minggu, 10 Oktober 2021 lalu PMII Komisariat Al - Fatih Cabang Surabaya Selatan menyelenggarakan Masa Penerimaan Anggota Baru atau kita kenal dengan MAPABA 2021 berjalan lancar, sukses dan membawa barokah untuk para kader di PMII Cabang Surabaya Selatan khususnya. Di hadiri oleh 50 peserta, 26 orang Organizing Committe, 9 orang Steering Committe pada saat itu Sahabat Abadi mahasiswa asal Bojonegoro sebagai Manajer SC-nya, banyak tamu undangan termasuk Cak Rudi sebagai Pengurus PB PMII yang memberikan materi ke-Indonesiaan, PMII Eksternal SS, Pengurus Cabang PMII Surabaya Selatan, Pengurus Komisariat Tarbiyah, dan masih banyak lagi. Bahkan, suasana MAPABA 2021 yang diselenggarakan oleh Komisariat Al-Fatih ini bisa dibilang sangat istimewa karena di hadiri oleh Ibu Prof. Dr.Hj. Evi Fatimatur Rusyidah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Saintek UIN Sunan Ampel dan bapak Yusam Amrozi, M.MT selaku Wadek 3 Fakultas Saintek UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tidak sekedar menghadiri acara istimewa MAPABA 2021, Bapak Yusam nantinya akan memberikan materi muatan lokal terkait literasi digital. Ditambah dengan Bunda Evi selaku Dekan Fakultas Saintek memberikan banyak motivasi kepada peserta MAPABA 2021 PMII Komisariat Al-Fatih Cabang Surabaya Selatan. "Sebagai mahasiswa kita tentunya sadar bahwasannya keadaan saat ini sangatlah membutuhkan kita. Perlu diingat, mahasiswa tidak cukup belajar dibangku perkuliahan saja sebagai amunisi akademik. Mahasiswa membutuhkan banyak vitamin pembelajaran diluar bangku perkuliahan sebagai benteng peningkat imun untuk menghantam virus perubahan zaman", pungkas beliau dalam sambutannya.

Pada dasarnya, MAPABA merupakan salah satu jenjang kaderisasi formal yang setiap tahun wajib ada dan aturan ini sudah termaktub dalam AD/ART Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Berbicara tentang MAPABA 2021 yang diselenggarakan oleh PMII Komisariat Al-Fatih Cabang Surabaya Selatan mengambil tema "Inovasi PMII SS : Membentuk Mahasiswa yang AKSI (Adaptif, Kritis, Solid dan Ideologis). Harapannya, para calon kader yang telah mengikuti MAPABA ini mampu menerapkan adaptif, berfikir kritis, menjaga solidaritas dan memiliki jiwa ideologis yang tepat. Dari penjabaran tema tersebut, seperti yang dikatakan oleh Manajer SC MAPABA 202, Sahabat Abadi dalam sambutannya mengatakan "Kader Al-Fatih ini harus bisa memberikan kontribusi pada organisasi setelah MAPABA dengan berlandaskan pada tema yang diangkat oleh jajaran Sterring Committe nya". Dari tahun ke tahun, 2021 menjadi tahun bersejarah bagi PMII Komisariat Al-Fatih Cabang Surabaya Selatan mengadakan MAPABA dengan suasana yang seperti ini. Tidak lupa pula, di sponsori oleh Giant Flag sebagai simbolis semangat berproses yang mana Giant Flag ini dinobatkan sebagai Bendera terbesar dengan ukuran 15 × 9 meter. Simbol inilah yang menunjukkan totalitas dan loyalitas Al-Fatih selama berdiri di Surabaya Selatan.


Melihat keadaan seperti ini, Anila Imroatul Marifati Sulcha sebagai Sekretaris Jendral Umum PMII Rayon Aerouce Komisariat Tarbiyah Cabang Surabaya Selatan memberikan apresiasi besar kepada pihak pelaksana dan Komisariat Al-Fatih sendiri sebagai pemeran utama. Dia sedikit bercerita bahwasanya Komisariat Al-Fatih PMII Cabang Surabaya Selatan hanya terdiri dari 2 rayon, yakni rayon Al-Farabi dan rayon Saintek. Rayon Al-Farabi adalah rayon yang menaungi seluruh fakultas di UIN SUNAN AMPEL kecuali Tarbiyah dan Saintek, sedangkan rayon Saintek adalah rayon yang hanya menaungi Fakultas Saintek UIN SUNAN AMPEL. Masuk kedalam pembahasan apresiasi pada MAPABA 2021 Komisariat Al-Fatih, Anila juga seolah mengungkapkan banyak pujian dan harapan besarnya kepada sahabat-sahabat Al - Fatih.

"Kalau bicara soal kuantitas Al-Fatih adalah suku minoritas di PMII Cabang Surabaya Selatan dan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Bagaimana tidak, jumlah kader Al-Fatih setiap tahunnya ya sudah segitu saja, kalaupun nambah paling ya 1-2 orang. Tapi, saya seperti benar-benar tertampar dengan keadaan seperti ini, yang mana saya sebagai kalangan suku mayoritas ya saya tidak ada apa-apanya meskipun proses saya dibilang keras ya tidak keras, dibilang keren ya biasa aja, yakin insecure saya. MAPABA 2021 Al-Fatih yang mengambil tema seperti itu membuat saya ingin belajar banyak kepada mereka yang berada di sana sebagai penganut Madzhab Selatan yang totalitas dan loyalitas. Belum lagi jumlah SC yang hanya 9 orang bisa melahirkan kader sebanyak itu dengan kualitas yang pastinya kedepan tidak bisa di ragukan. Hehehe mau nangis saya", ucap Anila sebagai salah satu Punggawa Rayon Averouce ini. Dia berkomentar dengan suasana haru. Berbicara soal Anila, dia adalah seorang aktivis yang terkadang membuat orang bingung dengan ranah prosesnya. Karyanya sudah banyak tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, pengalaman berorganisasinya sangat kuat dari kecil, begitulah gambarannya.

Sering kali setiap pencarian calon kader, Al-Fatih mendapatkan kuantitas yang tidak seberapa banyaknya. Terdorong dari beberapa faktor juga yang menyebabkan terjadinya hal ini meskipun tidak diungkapkan namun perlu diketahui bahwasanya mereka tetap bisa bertahan dan berkembang walaupun begitu.

"Tidak apa-apa, kader Al-Fatih itu bertahan dan berkembang. Harapan saya, kedepan saya yakin bahwa Al-Fatih yang dengan jargon kerennya 'Minoritas Gak Wedi Blas' mampu membesarkan nama Surabaya Selatan dan itu akan menjadi momentum indah sepanjang masa. Al-Fatih itu keren, preman kampus tapi juga bisa jadi singa kampus. Jangan diragukan, jangan disenggol keras-keras daripad kamu kena imbasnya. Sudah saya tidak bisa berkata-kata lagi, saya yakin kalau Ketum PB PMII, Gus Abe beserta jajarannya tahu soal ini mereka juga akan memberikan apresiasi besar-besaran." Tambah Anila di dalam komentarnya.

Proses manusia sebagai hamba Tuhan didunia adalah mampu memberikan manfaat untuk makhluk lainnya, sehingga kedepannya menghasilkan progres. Proses dan progres, begitulah PMII berbicara tentang ciri khasnya yang menganut dzikir, dikit dan amal sholeh serta menjadikan Aswaja sebagai landasannya. Kuantitas tidak menjamin tegaknya kualitas, dan pendorong kualitas adalah totalitas dan loyalitas.

Pewarta: Anila, Editor: Ihza

You may like these posts