Kesetaraan Gender Untuk Berperan Beriringan

Kesetaraan Gender Untuk Berperan Beriringan


Penulis: Sahabat Maghfirotul Firmaning Lestari (Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Komisariat IAIN Jember)

Wanita adalah makhluk yang familiar dengan sifat feminimnya yakni lemah lembut, perhatian, emosional, mengalah, pemalu, submisif dan lain sebagainya. Sementara kalau laki-laki lebih dikenal dengan sifat maskulinnya yakni kuat, gagah, pemberani, tegas, rasional, terus terang, suka menantang, agresif, dan lain sebagainya. Hal tersebut kemudian menjadi stigma bahwa dengan feminimnya wanita hanya ditugaskan di dapur, kasur, dan sumur. 

Maraknya stigma seperti itu dari kalangan masyarakat akan melahirkan "KETIDAKADILAN GENDER". Sebab hal tersebut telah dianggap sebagai kodrati seorang wanita. Banyak kita temui pada hari ini masih banyak ketidakadilan gender yang dialami banyak wanita. Padahal wanita tidak hanya memiliki tugas seperti itu. Ia juga bisa maju dan berproses sama halnya dengan laki-laki yang berkarir di luar sana.

Perlu kita ketahui, bahwa pemerintah telah menerbitkan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin peningkatan keterwakilan wanita. Wanita telah diberikan kuota sebesar 30% untuk bekerja agar dapat menyamai karir dari laki-laki. Namun, jika dilihat dari kaca mata kita, peluang emas tersebut masih tidak digubris dan sering kali diabaikan. 

Dengan melihat kasus-kasus seperti itu, tentunya menjadi motivasi bagi kita sebagai warga pergerakan untuk menjadi agent of change yang dapat mengubah pola pikir masyarakat sekitar. Pola pikir yang mengarah pada wanita bukanlah makhluk yang lemah, wanita bukanlah makhluk tidak beruntung yang keberadaannya selalu di belakang laki-laki. Kita harus melakukan gebrakan-gebrakan baru agar banyak wanita di luar sana memiliki keadilan dan kesetaraan gender. 

Kesetaraan gender yang disuarakan oleh KOPRI PMII adalah upaya menghilangkan budaya patriarki tentang perempuan dalam kehidupan sosial hanya bertugas di dapur, sumur dan kasur. Perempuan tetap memiliki batasan dalam kodrat atas fisiknya berupa menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui. Namun, kesetaraan gender ini juga menyuarakan tentang kesetaraan kondisi bagi laki laki dan perempuan dalam memperoleh hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kemajuan bangsa. Dalam hal ini peran apa pun dapat dipertukarkan atas dasar skill masing-masing tanpa memandang hal-hal kodrati.

Dulu memang benar terdapat kata kata, "Di balik laki-laki sukses, terdapat perempuan hebat di belakangnya". Namun sekarang ubah pola pikir kita bahwa, "Di samping laki-laki sukses terdapat wanita hebat yang selalu mendukungnya". Karena kita akan berhasil jika selalu berjalan beriringan. 

Editor: Ihza

You may like these posts