PMII Semakin Eksis, Rayon Tarbiyah Ki Ageng Ganjur Gelar Sekolah Pendidikan Kritis

PMII Semakin Eksis, Rayon Tarbiyah Ki Ageng Ganjur Gelar Sekolah Pendidikan Kritis


TIMESPERGERAKAN.COM, PEKALONGAN - PMII Rayon Tarbiyah dan Ilmu keguruan IAIN Pekalongan menggelar acara pengkaderan non formal Sekolah Pendidikan Kritis untuk pertama kalinya di SMK NU Kesesi, Kabupaten Pekalongan mengusung tema “Penguatan Basis Wacana Pendidikan guna Mendalami Peran Pendidikan” Sekolah Pendidikan kritis itu berlangsung selama 2 hari, terhitung dari hari Sabtu-Minggu (15-16/01).

Ketua Pelaksana Sekolah Pendidikan Kritis, Syafa’atul Khusna mengatakan bahwa kegiatan Sekolah Pendidikan Kritis ini mendapat respon dan antusias yang baik dari para kader PMII di berbagai daerah dan peserta yang mengikuti kegiatan ini tidak hanya berasal dari PMII Pekalongan saja, tetapi dari berbagai daerah.

“Tidak disangka kegiatan sekolah pendidikan kritis perdana ini, mendapat antusias yang besar dari kader PMII dari berbagai daerah, seperti Kebumen, Cilacap, Semarang, dan Wonosobo. Terdata ada 84 peserta yang mendaftar Sekolah Pendidikan Kritis. Namun, setelah melalui beberapa tahap tersisa 77 peserta yang dapat mengikuti kegiatan tersebut, Tentunya hal ini tidak lepas dari adanya hubungan yang baik antara kader PMII RTIK IAIN Pekalongan dengan kader PMII di berbagai daerah dan sosialisasi melalui media sosial yang maksimal. Harapan kedepannya, semoga Kegiatan Sekolah Pendidikan Kritis bisa terlaksana lagi dengan lebih baik,” ujar Syafa.

Kegiatan ini diikuti oleh 77 peserta, yang terdiri dari 58 peserta internal RTIK Komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan, dan 19 peserta eksternal komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan yaitu dari Komisariat Walisongo, Komisariat Tidar, Komisariat Al- ghazali, Komisariat Joko Sangkrip IAINU Kebumen, dan lain-lain.

Salah satu peserta Sekolah Pendidikan Kritis dari Rayon Tarbiyah Komisariat Joko Sangkrip IAINU Kebumen, Kaifa Baits Musyafa mengatakan bahwa tujuan utama dari mengikuti kegiatan Sekolah Pendidikan Kritis adalah membangun hubungan atau persaudaraan antar kader PMII.

"Kalo ngomong tujuan yang paling utama adalah belajar, menikmati dan menjalani proses di PMII, kemudian ada tanggung jawab juga untuk bisa membangun persaudaraan atau hubungan antar komisariat, secara keseluruhan acara kemarin mantap” tandas Kaifa.

Dalam dunia pendidikan telah terjadi degradasi yang terjadi di wilayah intelektual. Padahal, pendidikan adalah sumber terciptanya SDM yang tangguh dan mampu untuk mengadakan suatu perubahan menuju pembangunan bangsa dan negara yang lebih maju. Di era yang semakin berkembang, PMII harus bisa mengikuti alur perkembangan zaman agar semakin bersinar. Untuk itu, diperlukan pengkaderan yang mampu menumbuhkan nalar kritis terhadap isu-isu yang berkembang. Hal inilah yang menjadi konsen kader PMII RTIK IAIN Pekalongan mengadakan Sekolah Pendidikan Kritis.

Ketua Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, komisariat KI ageng ganjur IAIN Pekalongan, Ahmad Syafiq mengatakan bahwa latar belakang diadakannya kegiatan ini adalah sebagai ciri khas Kader PMII RTIK yang berkecimpung di dunia pendidikan dan tentunya tidak lepas dari kedudukan mahasiswa yang digadang-gadang menjadi agent of change, control sosial dan iron stock dalam masyarakat.

“Karena perlu adanya hal baru yang harus kita tampilkan sebagai bentuk ciri khas kita sebagai Kader PMII yang berasalkan dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (Pendidikan) selain itu Kita sebagai mahasiswa harus melakukan gerakan, ketika mahasiswa tidak bertindak, diam tanpa ada kepedulian maka sesuatu hal yang sangat fatal. Mahasiswa sebagai agen of change, control social, dan iron stock hanya berpandangan yang biasa biasa saja, maka hanya biasa biasa saja yang akan di rubah negara ini. Padahal pertarungan yang semakin mengglobal ini sudah saatnya kita sebagai mahasiswa menjadi barisan terdepan untuk mengatakan kebenaran,” ucap Syafiq.

Salah satu peserta Sekolah Pendidikan Kritis, dari Rayon Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Komisariat Ki Ageng Ganjur IAIN Pekalongan, Efa Wafiq Azizah, mengatakan bahwa acara ini berlangsung seru dan lancar “Menurut saya, acara kemarin sudah oke banget, pematerinya asik-asik, acaranya tersusun rapi, bagian saat inagurasi juga bagus banget, masalah konsumsi sudah lumayan oke,” ujarnya.

Kegiatan ini memang sudah disusun sedemikian rupa dengan banyak persiapan dan perjuangan menghadapi banyak lika liku. Tentunya dibalik kesuksesan kegiatan ini ada kerja keras panitia yang saling bahu membahu menyukseskan kegiatan Sekolah Pendidikan Kritis.

Dalam kegiatan tersebut, ada lima materi yang disampaikan oleh pemateri yang tentunya sudah mumpuni di bidangnya, yaitu mulai dari materi Kapita Selekta Pendidikan yang disampaikan oleh Bapak Niamil Hida, Epstimologi Pendidikan oleh Bapak Abdul Adhim, M. Pd, Kapitalisme Pendidikan oleh Bapak Heru Sunarko, S.Pd, Epstimologi Pendidikan Kritis oleh  Bapak Eko Pradipta, S.Pd, dan Pendidikan Bermasyarakat oleh  Bapak Agus Triyono, M.Pd.

Ketua penyelenggara Sekolah Pendidikan Kritis, Teguh Handoyo mengatakan bahwa harapannya terhadap peserta setelah mengikuti Sekolah Pendidikan Kritis tidak lepas dari upaya perwujudan kedudukan mahasiswa sebagai agent of change, yang mampu membawa perubahan untuk masyarakat. “Harapan saya, ketika peserta sudah mengikuti Sekolah Pendidikan Kritis, kedepannya bisa lebih peka terhadap persoalan pendidikan yang ada dilingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekitarnya, kemudian juga diharapkan mampu menjadi agent of change yang mana bisa menggali Sumber Daya Manusia didaerahnya supaya bisa mempersiapkan masa depan yang berkualitas,” pungkasnya

Pewarta: Ichen, Editor: Irma

You may like these posts