Refleksi ke 62 Tahun PMII : Transormasi Gerakan Merawat Peradaban

Refleksi ke 62 Tahun PMII : Transormasi Gerakan Merawat Peradaban


Penulis: Sahabat Syahrul Maulana (Ketua Cabang PMII Pidie Jaya-Pidie Priode 2020-2021, yang juga Mahasantri di Ponpes STIS Ummul Ayman Pidie Jaya)
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang di singakatkan PMII adalah sebuah organisasi didirikan pada 17 April 1960, bertempat di Surabaya. Yang berfokus melakukan pengkaderan dan menciptakan SDM yang unggul di seluruh Indonesia, PMII dalam pandangan keagaman berpaham Ahlusunna Wal Jamaah yang selaras dengan pandangan Nahdlatul Ulama sebagai induk yang melahirkannya. PMII memiliki komitmen dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memelihara tradisi lokal bangsa Indonesia.

PMII sebagai komponen gerakan yang berafiliasi secara emosional dan kultural dengan gerakan Nahdlatul Ulama menjadi strategis dan signifikan menjadi pionir Gerakan Moderasi Islam di Indonesia, khususnya pada dinamika gerakan kaum muda. Karena pada tingkat diskursus wacana, penguatan masyarakat dan aksentuasi kepentinganya selalu dibangun dengan spirit keislaman, kemasyarakatan dan kebangsaan. 

Organisasi ini sebagai tempat aktualisasi memiliki arti penting dalam pengembangan diri para kader dan anggota. Kebutuhan untuk berinteraksi sosial menjadi alasan mengapa diperlukan berdirinya suatu organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah menjaga dan memproduksi nilai-nilai moral masyarakat yang biasanya diemban oleh pendidikan. Pentingnya organisasi akan semakin terlihat jika perubahan zaman yang mengarah pada individualisme disadari secara jujur. Pesatnya perkembangan teknologi informasi secara alami mengasingkan manusia dari kehidupanya sendiri.

Konsekuensi dari teknologi informasi yang semakin canggih di zaman milenial ini sehingga semakin mudah pula paham- paham asing masuk dan berkembang di Indonesia. Disinilah peran organisasi seharusnya ikut ambil peran dalam memfilter paham asing tadi, dan ikut terus serta dalam melestarikan atau menjaga nilai- nilai yang dimiliki bangsa sendiri, apalagi organisasi ekstra kampus, yang harusnya organisasi ektra kampus mempunyai ruang gerak yang lebih luas ketimbang organisasi intra kampus.

Organisasi ekstra kampus merupakan suatu organisasi yang berlatar belakang kemahasiswaan yang berdirinya diluar wewenang kampus. Istilah organisasi ekstra kampus ini muncul pada zaman orde baru yang menerapkan sistem NKK/ BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan) di dalam seluruh kampus di Indonesia, sehingga mengakibatkan lembaga mahasiswa seperti BEM dan yang lainnya ditiadakan karena dianggap berbahaya oleh pemerintah pada saat itu. Kemudian muncul istilah organisasi ekstra kampus sebagai wujud eksistensi mahasiswa sebagai kaum intelektual yang menyuarakan keadilan bagi rakyat Indonesia yang tertindas pada zaman orde baru.

Organisasi ekstra kampus yang sampai saat ini masih terjaga eksistensi dan gerakanya salah satunya adalah organisasi ektra kampus yang berwarnakan Islam, organisasi ekstra kampus Islam tadi diantaranya Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII).

Sedangkan agama Islam merupakan agama dakwah, yaitu agama yang menegaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan kepada seluruh umat manusia secara arif dan bijaksana. Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam dapat menjaminakan terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umatnya mana kala ajaran Islam dilaksanakan dengan sungguh- sungguh dan benar sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW , rahmatan lil alamin juga bisa diartikan konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara Iman, Islam dan Ihsan yang di dalam pola pikir, pola sikap dan pola prilakunya tercermin sifat-sifat selektif, akomodatif, dan integratif .

Akan tetapi Islam dewasa ini merupakan agama yang paling sering diperbincangkan. Pemicunya adalah Islam dicurigai berperan penting dibalik berbagai teror dari peristiwa 11 september 2006 di Amerika, Kerusakan di Nigeria, ledakan besar di Hotel J. W Marriot Jakarta, ledakan bom di Kedutaan Australia Jakarta, dan bom bunuh diri di Jembaran Bali. Begitu juga aksi terorisme di Hotel Tajmahal Mombai India yang menewaskan hampir dua ratus jiwa, bom bunuh diri di Masjid Banten, Begitu juga aksi terorisme terjadi di Gereja Kepunton Solo yang menewaskan dua jama’at, penyerangan kantor polisi di Solo merambat perlahan sampai pada pusat kekuasaan yaitu Jakarta dan berbagai aksi terorisme akhir-akhir ini terjadi di Indonesia.

Isu tentang agama memang sangatlah sensitif, didukung dengan pesatnya teknologi informasi, permasalahan yang berawal dari permasalahan agama dilempar melalu media-media, alhasil permasalahan intoleransi dan lain sebagainya sangat membesar di akar rumput. Negeri ini memiliki 17.000 pulau dan 1200 suku bangsa yang menunjukkan keragaman yang luar biasa, Maka dari itu perlu di pertahankan dan di sebar luaskan Islam yang sesuai dengan karakteristik bangsa kita yaitu Islam Nusantara.
Istilah Islam Nusantara yang ia maksud merujuk pada fakta sejarah penyebaran Islam di wilayah Nusantara yang disebutnya “dengan cara pendekatan budaya, tidak dengan doktrin yang kaku dan keras, Islam Nusantara ini didakwahkan merangkul budaya, melestarikan budaya, menghormati budaya, tidak malah membranguskan budaya.” KH Said Aqil Siradj juga menambahkan Islam Nusantara memiliki karakter “Islam yang ramah, anti radikal, inklusif dan toleran.” Sebagai suatu model, Islam Nusantara berbeda dengan apa yang disebutnya sebagai “Islam Arab yang selalu konflik dengan sesama Islam dan perang saudara.” Kita pun mafhum, apa yang sedang terjadi di beberapa negara Arab saat ini, seperti Libya, Suriah, Iraq, Mesir, Yaman yang tidak sepi dari kekerasan dan konflik bersaudara, serta yang terbaru bom bunuh diri yang menggoncang Saudi Arabia dan Kuwait.

Model Islam Nusantara tentunya juga harus dibawa kekalangan mahasiswa, yang notabene kaum intelektual, karena kampus adalah lahan yang strategis, disini harusnya peran Organisasi Mahasiswa bisa dimaksimalkan, khususnya organisasi ektra kampus yang berwarnakan Islam, seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang notabene lahir dari ORMAS Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama.

Oleh karena itu PMII harus semakin teguh dalam mengampanyekan Islam Nusantara yang ramah dan santun, Sesuai dengan tema harlah PMI ke-62 tahun : Transformasi Gerakan Merawat Peradaban.

Akhir kata, Selamat Harlah (Hari Lahir) untuk Organisasi tercinta PMII, teruslah belajar, berjuang bertakwa dan mengabdi untuk bangsa dan negara. 

Wallahumuafiq Ila aqwaminthoriq
Wallahualam bil saawaabi


Editor: Ihza

You may like these posts