BISIK NAON Rayon Abdurrahman Wahid: Apakah Filsafat Itu Menyesatkan?

BISIK NAON Rayon Abdurrahman Wahid: Apakah Filsafat Itu Menyesatkan?


TIMESPERGERAKAN.COM, SUKOHARJO -  Selasa (21/06) Sahabat-sahabat Rayon Abdurrahman Wahid mengadakan diskusi rutinan atau yang biasa disebut BISIK NAON (Bincang Asik Anak Rayon) yang telah berjalan 6 kali. Diskusi tersebut bertempat di Sekretariat Rayon Abdurrahman Wahid dan dapat dikatakan bahwa BISIK NAON ini merupakan program kerja mingguan dari Departemen Keilmuan Rayon Abdurrahman Wahid.

Diskusi sore itu mengangkat tema yang sampai ini masih terus eksis utamanya di kalangan msyarakat awam yakni “Apakah Filsafat Itu Menyesatkan?”. Membahas tentang bagaimana desas-desus “sesat” yang diletakkan pada filsafat. Dan stereotipe tersebut perlu dibenahi dan diluruskan. Sebetulnya, ketika seseorang bicara mengenaik kesesatan dalam mempelajari filsafat, bukan karena filsafatnya yang salah. Namun, pemikiran seseorang tersebut yang belum cukup bekal dalam berfilsafat.

Diskusi sore itu dibuka oleh Sahabat Agisni selaku moderator dan merupakan anggota dari departemen keilmuan itu sendiri. Sahabat Agisni memberikan sedikit prolog terkait apa itu filsafat, bagaimana filsafat bisa muncul, dan definisi filsafat menurut para tokoh filsuf. Kemudian dilanjutkan oleh Sahabat Faizin yang akan mengupas tuntas serta meluruskan pemikiran mengenai filsafat sesat. Kemudian Sahabat Faizin memaparkan sedikit tentang seseorang ketika akan berfilsafat harus dilingkari dengan sebuah keberanian dan tekat yang kuat, serta tuntas dalam mempelajarinya. Karena ketika filsafat dipahami dan dipelajari dengan perasaan yang ragu, maka hasilnya pun tidak akan sampai pada final. Dan dimulai dari pembahasan itu mulai tersulut semangat sahabat-sahabat dalam menyampaikan argumennya, serta ada pro-kontra terkait setuju atau tidaknya bahwa filsafat itu sesat. Tidak disangka-sangka tema diskusi yang diangkat kali ini banyak yang melirik, dan katanya sangat menarik. Ada salah satu peserta diskusi yang menguasai ilmu filsafat, meskipun dia bukan anggota rayon. Dia menyampaikan argumennya, yang sedikit banyak bercekcok dengan pemantik dan sahabat-sahabati lainnya.

Diluar dugaan karena diskusi sore itu berjalan dengan lancar dan menciptakan suasana yang santai namun sedikit panas karena ada perbedaan pendapat dari sahabat-sahabati. Namun, ketika melebur dalam forum diskusi maka tidak ada pernyataan yang benar dan salah dalam suatu pendapat. Dan menariknya, diskusi dibumbui dengan munculnya beberapa pertanyaan yang menambah daya kritis sahabat sahabati dalam berpendapat. Forum diskusi yang diselenggarakan oleh Rayon Abdurrahman Wahid selain untuk temu rasa namun juga sebagai wadah untuk sharing bersama. Karena diskusi ini bertujuan untuk melatih mental sahabat-sahabati dalam berbicara, kemudian mengetahui sejauh mana pemahaman sahabat-sahabati terkait tema yang sedikit mengguncang ini dan lebih lanjutnya menanamkan semangat serta tekad sahabat-sahabati untuk terus belajar dan memenuhi wadah yang dipersiapkan untuk bertukar pikiran.

“Sesat itu dinilai bukan dari keimananmu, tetapi dari keinginanmu.” Ujar sahabat Faizin ketika menutup forum intelektual yang berlangsung.

Ditulis Oleh : Departemen Keilmuan Rayon Abdurrahman Wahid, Editor: Wati

You may like these posts