Gebyar Milad Sang Pendiri PMII oleh PMII Rayon Abdurrahman Wahid

Gebyar Milad Sang Pendiri PMII oleh PMII Rayon Abdurrahman Wahid


TIMESPERGERAKAN.COM, SUKOHARJO - PMII Rayon Abdurrahman Wahid mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati milad Bung Mahbub Djunaidi, ketua umum PB PMII pertama. Serangkaian acara tersebut merupakan kolaborasi antara departemen keilmuan dengan departemen keagamaan.

Susunan acara diawali dengan pembacaan Al-Barzanji, pemotongan tumpeng, dan nonton bersama (nobar) serta diskusi film dokumenter Mahbub Djunaidi. Dalam diskusi film Mahbub Djunaidi para kader PMII akan lebih mengenal sosok beliau. Hal tersebut bertujuan untuk membangun kembali kesadaran para generasi muda Mahbub Djunaidi yang peka terhadap keadaan Indonesia saat ini, baik melalui tulisan, komedi, serta nalar kritis yang dibersamai dengan nilai-nilai kemanusiaan. 

Acara tersebut dilaksanakan di sekretariat Rayon Abdurrahman Wahid, dimulai sekitar jam 19.30 WIB yang dibuka dengan pembacaan Al Barzanji dipimpin oleh departemen keagamaan dan diikuti oleh seluruh sahabat-sahabat lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama sebagai wujud simbolis kepada guru besar PMII itu.

Pukul 21.30 acara dilanjutkan dengan nonton bareng film dokumenter Mahbub Djunaidi yang berdurasi kurang lebih 28 menit secara khidmat. Nonton bareng film dokumenter Mahbub Djunaidi tersebut dijadikan sebagai pemantik diskusi dengan sahabat-sahabat yang hadir. Film tersebut dipilih karena dirasa pas momentumnya untuk dikaji bersama saat milad Bung Mahbub Djunaidi. Karena di dalam filmnya, Bung Mahbub dijadikan sebagai topik utama yang diperbincangkan oleh sahabat-sahabatnya kala itu. Tidak sampai disitu saja, bahkan beberapa tokoh terkemuka dari HMI dan IPNU pun ikut berkomentar terkait kepiawaian Bung Mahbub dalam menahkodai PMII kala itu.

Diskusi diawali oleh sahabat Dafa sebagai moderator. Ia menyampaikan opininya terkait film dokumenter tersebut yang kemudian dilemparkan kepada forum untuk saling beradu argumen. Hingga ditengah-tengah sesi diskusi menimbulkan suatu pertanyaan bahwa ketika Bung Mahbub menjabat sebagai ketua pertama PMII kala itu, langkah konkrit apa yang dilakukan Bung Mahbub hingga PMII dinobatkan sebagai organisasi yang diakui oleh organisasi lainnya?

Dimulai dari pertanyaan tersebut, para sahabat mulai terpantik untuk saling beradu argumennya masing-masing. Dalam kesempatan kali ini, sahabat Satriya berpendapat bahwa beliau menggunakan langkah konkrit di dunia jurnalistik sebagai jembatan dalam mencapai tujuan yang termaktub. Yang dapat kita refleksikan di era sekarang, memperuncing nalar kritis kader PMII terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul saat ini terkait korupsi dan intoleransi. 

Diskusi tersebut tidak lepas dari pembahasan tentang sejarah bagaimana PMII terbentuk menjadi organisasi yang independen. Bahwa ada suatu mimpi dan keinginan para pejuang PMII kala itu, hingga mampu mendirikan PMII sampai saat ini. 

Turut hadir sahabat Ircham dari Rayon Sunan Gunung Jati. Ia berpendapat bahwa film dokumenter ini dibuat sebagai cerminan bagi kader PMII untuk jangka panjang terutama terkait permasalahan-permasalahan yang akan timbul serta menjadi pembelajaran bersama. Para sahabat menyampaikan argumennya dengan menggebu-gebu dan antusias yang tinggi hingga tidak terasa waktu sudah larut malam. 

Salah satu sahabat mengatakan bahwa ketika kita melihat Bung Mahbub, PMII yang hidup kala itu memberi kita PR bagaimana kita merepresentasikan PMII. Jika kita belum bisa dianggap sebagai representasi PMII, minimal kita bisa menghidupkan PMII, jangan hanya mencari hidup di PMII. Dan sekali lagi, kita harus sadar bahwa nilai-nilai di PMII ini patut untuk diperjuangkan.

Penulis: Nisa Kamila Labibah (Koord. Departemen Keilmuan), Editor: Riyan 

You may like these posts