Dilematika 2 Elemen Organisasi, Bukan  Persoalan Kecondongan Berproses

Dilematika 2 Elemen Organisasi, Bukan Persoalan Kecondongan Berproses


Penulis: Sahabat Fahrul Rozik (Ketua PC PMII Purwokerto)

Mahasiswa dan Organisasi memang satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Ibarat kapal yang memerlukan awak agar bisa berlayar, jika kapal tanpa awak tentu tidak bisa berlayar dan diam ditempat. Sudah menjadi rutinitas tahunan, setiap penerimaan Mahasiswa Baru (MABA) di Kampus, menjadi momen empuk bagi setiap organisasi mahasiswa berlomba-lomba untuk merekrut para MABA agar bergabung.

Namun demikian, tidak semua MABA memiliki minat yang kuat untuk bergabung di organisasi. Ketambahan banyak sekali organisasi di kampus yang menjadi pilihan, bagi sebagian MABA ini jadi warna yang mengesankan, tapi bagi sebagian MABA yang lain menjadi hal yang biasa saja. Hal ini akhirnya menimbulkan kebingungan para MABA untuk memilih organisasi mana yang harus mereka ikuti.

Seperti kita tahu, ada dua elemen organisasi di kampus yakni ekstra dan intra. Organ ekstra yang tidak terikat dengan birokrasi kampus, salah satunya PMII. Sedangkan organ intra terikat dengan birokrasi kampus diantaranya HMJ, BEM, DEMA, SEMA dst..

Jika MABA mengalami kebingungan antara ikut organ intra atau ekstra kampus. Sama halnya dengan kakak tingkat mereka yg sudah berproses dan ikut organisasi lebih dahulu, bahkan ikut dua elemen organisasi sekaligus intra dan ekstra. Kebingungan ini biasanya pada persoalan loyalitas, militansi dan keaktifan mereka antara di intra atau ekstra. Dilematis memang, resiko jadi mahasiswa yang tergabung dalam dua elemen organisasi kampus sekaligus, intra dan ekstra.

Kebingungan ini biasanya muncul karena persoalan nyaman dan tidak nyaman, cocok & tidak cocok. Bagaimana tidak, organisasi intra lebih memberikan kenyamanan' dan menjanjikan. Karena semuanya sudah terjamin dari kampus. Seperti halnya anggaran, dan seluruh aktivitas kegiatan intra sudah ada kepastian fasilitas di kampus. Selain itu, ketenaran juga lebih mudah didapatkan di organisasi intra seperti HMJ, DEMA atau SEMA ketimbang di organisasi ekstra. 

Maka wajar, apabila mahasiswa yg tergabung dalam dua elemen sekaligus, ekstra dan intra pada akhirnya lebih nyaman dan memilih condong berproses di intra. 

Fahrul Rozik, selaku Ketua PC PMII Purwokerto menilai hal tersebut merupakan suatu kewajaran, karena semuanya adalah pilihan. "Pada prinsipnya, semua organisasi baik untuk diikuti, maka merugilah mahasiswa yang tidak pernah mengikuti organisasi apapun di kampus", ungkapnya saat menyampaikan sambutan pada pembukaan MAPABA PMII Rayon Dakwah Komisariat Walisongo Purwokerto

Namun sedikit menyayangkan jadinya ketika mahasiswa ternyata lebih memilih dominan berproses di organisasi intra dengan kenyamanan yang ada. 

"Kritik untuk sahabat-sahabat PMII yang lebih dominan berproses di intra, padahal PMII menjadi pilihan pertama saat kalian masuk kampus. Hanya karena ikut organisasi intra akhirnya mengurangi loyalitas dan militansi kalian di PMII, dan itu sangat disayangkan" tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa jenjang di organisasi ekstra, tepatnya PMII tidak akan terputus sampai kapanpun. Sedangkan di intra, setelah masa jabatan selesai saat itu juga keterikatan kita di organisasi selesai.

"Di PMII relasi kita tidak hanya lingkup kampus dan terputus saat periode selesai. Ada relasi kuat antar generasi, bahkan sekalipun terpaut jarak dan waktu yang jauh, hubungan PMII akan tetap tersambung". Pungkasnya

MAPABA PMII Rayon Dakwah yg dilaksanakan tanggal 07-09 September ini diikuti sekitar 120 peserta, bertempat di Balai Desa Panembangan, Cilongok. Dengan mengangkat tema "Mewujudkan Generasi Pergerakan yang Berani, Unggul, dan Inovatif berlandaskan ASWAJA", dibuka langsung oleh Sahabat Fahrul Rozik selaku Ketua PC PMII Purwokerto

Merupakan MAPABA ketiga, setelah sebelumnya ada Rayon Tarbiyah dan Rayon FEBI, disusul oleh Komisariat dan Rayon se-Purwokerto yang semuanya dilaksanakan dalam rentan waktu bulan Oktober-November 2022.

Editor: Solifa

You may like these posts